. My Home: RINDUKU....tangisku

Minggu, 23 Januari 2011

RINDUKU....tangisku

Dan kini, genap 6 bulan telah berlalu. Tetap saja aku masih merindu. Rindu bercakap dengannya, rindu memeluknya, rindu bermain dengannya, juga rindu dengan ke'nakal'annya.

Rindu yang coba kukabarkan pada langit, pada mentari, agar sejenak aku lupa. Namun, saat rindu itu mendera, betapa terasa perih di hati. Betapa sulit membendung tumpahnya air mata. Rindu yang kadang membuatku terdiam lama, menggenang air mata, atau menangis dalam sunyi, meski tak terlalu lama.

Rindu yang membuatku sulit untuk memejamkan mata di malam hari, saat biasanya ia minta ditemani sebelum berangkat tidur. Rindu yang kadang membuat seluruh persendian terasa lemas tak bertenaga, sambil melihat salah satu potretnya. Rindu yang berakhir dengan kepasrahan dalam lantunan doa lirih seorang wanita, “Ya Tuhan, sampaikan rinduku padanya. Ijinkan suatu saat aku dapat bertemu, dan memeluknya lagi…”

Aku tahu, aku harus bersabar. Tapi kadang aku tak kuasa. Ibarat saklar, aku masih merasa on-off. Maka, catatan singkat dari seorang adik kini begitu terasa ‘roh’nya bagiku:

Kita tak pernah benar-benar memiliki
tapi kita benar-benar dititipi
jika tak pernah benar-benar memiliki
mengapa merasa bangga bila berlebih
jika tak pernah benar-benar memiliki
mengapa rasa kehilangan itu begitu pedih


Ternyata, meski paham kalimat-kalimat nasihat sarat makna tersebut, tak mudah menyikapi. Ternyata, meski berusaha tegar, sulit untuk terus bersabar.Tapi, jika kadang rasa rindu itu tiba-tiba mengharu biru, semoga ini bukan berarti aku tidak sabar. Jika kemudian aku masih saja meneteskan air mata saat rindu mendera, semoga ini bukan berarti aku tidak ikhlas.

maka…
adalah air mata
biarkan menelusuri jalannya
biarlah tumpah saja
biarkan mengikuti takdirnya
seiring berseminya keikhlasan hati

Readmore...

Tidak ada komentar: