. My Home: Apakah Selingkuhan punya HAK???

Selasa, 18 Januari 2011

Apakah Selingkuhan punya HAK???

Saya yakin hampir semua kasus selingkuh dimulai dari iseng. Karena mendapat tanggapan, iseng-iseng tadi berlanjut ke tahap coba-coba. Setelah dicoba ternyata enak, akhirnya mereka yang selingkuhpun jadi ketagihan dan akan mencari berbagai cara supaya bisa terus selingkuh.

Nikmatnya perselingkuhan sering melalaikan seseorang untuk mengingat akibat-akibat yang akan ditimbulkan. Dan salah satu masalah serius yang biasanya muncul adalah ketika selingkuhan kita merasa punya hak atas diri kita. Misalnya saja selingkuhan menuntut diperhatikan sama seperti kita memperhatikan pasangan resmi. Atau sang selingkuhan merasa punya hak untuk memiliki diri kita layaknya pasangan sah kita.

Pertanyaannya kemudian adalah, apakah selingkuhan juga punya hak? Hak untuk menuntut dan hak untuk memiliki. Kalau dilihat dari ikatan emosional yang terjalin antar dua orang yang selingkuh, akan terasa wajar bila salah satu atau keduanya merasa mempunyai hak atas satu sama lain. Namun apakah benar demikian?

Satu hal yang penting diingat di sini adalah, perselingkuhan adalah sebuah kesalahan. Sekuat apapun argumen, alasan, ataupun pembenaran yang disampaikan, tidak akan mengubah kenyataan bahwa selingkuh adalah sesuatu yang tidak dapat dibenarkan. Baik dari sisi sosial, moral, atapun agama.

Karena selingkuh adalah sesuatu yang salah, maka secara otomatis hak seorang selingkuhan pun tidak ada. Adalah salah kaprah kalau beranggapan bahwa sebagai selingkuhan jadi punya hak untuk menuntut dan memiliki. Adalah keliru kalau beranggapan bahwa selingkuhan juga punya hak untuk mendapat perlakuan sama atau lebih dari pasangan resmi.

Bagi mereka yang merasa jadi selingkuhan, akan jauh lebih baik untuk segera mengakhiri hubungannya. Jangan jadikan kepalang basah, sudah berkorban, dan tidak bisa lepas sebagai alasan untuk terus melanjutkan hubungan yang terlarang. Rasa sakit yang hadir, itu adalah resiko yang harus dihadapi. Tapi rasa sakit ini masih akan lebih baik dibanding dengan keburukkan yang akan terus melekat di diri selama kita masih berselingkuh.

Selingkuh tidak akan menghasilkan apapun selain kerusakan walau tampak begitu menawan dan indah. Mereka yang jadi “korban” kata-kata manis dan rela jadi selingkuhan akan dilabeli bodoh atau murahan. Sedangkan mereka yang rela berbohong untuk bisa selingkuh akan dilabeli brengsek ataupun penipu. Sedangkan bagi dua insan yang secara sadar melakukan perselingkuhan, menurut saya adalah orang-orang yang tidak tahu diri dan tidak bisa menghargai arti sebuah kesetiaan.

Mau selingkuh atau berhenti selingkuh adalah pilihan. Yang jelas, selingkuh adalah keindahan dan kenikmatan semu yang hanya akan menghinakan dan mempermalukan diri kita sendiri. Baik itu di hadapan pasangan, masyarakat, ataupun di hadapan Tuhan.

Selain kesalahan, selingkuh juga masalah. Oleh karenanya, selama kita terus berselingkuh, maka selama itu pula kita menambah-nambah masalah.

Ditulis oleh Aditya Fajar

Readmore...

Tidak ada komentar: