. My Home: 2011

Jumat, 24 Juni 2011

Manusia murahan

Sekarang kok sampeyan berhenti jadi kontraktor, kenapa kang?” tanya simbah pada suatu sore pada seorang mantan kontraktor sukses,
“Waduh mbah, jadi kontraktor susah makan harta halal. Lagian harus sabar bergaul bareng tikus-tikus tengik, manusia iblis murahan, dan kaum bejad,” demikian jawabnya.
“Weh, kok bisa begitu. Lha yang saya lihat, mereka itu malah bisa gaul sama pejabat, manager perusahaan, dekat sama walikota, bupati, camat dan pejabat-pejabat terhormat,” simbah menimpali.
“Itu tampak luarnya mbah. Apus-apusan thok. Dari luarnya memang kajen keringan. Tapi dalemnya bosok, mambu, dan mbikin orang sehat bisa muntah hebat, ” katanya.

Lhadalah, simbah mangkin tertarik saja mengikuti obrolan itu. Pingin tahu, ada apa dengan kehidupan para kontraktor proyek yang biasanya sugeh-sugeh mblegedhu itu.

“Coba simbah pikir, itu para bupati yang kalo lewat orang sama mundhuk-mundhuk pada mereka, yang mundhuk-mundhuk itu tertipu. Pejabat-pejabat itu harganya murah mbah. Bayangin, buat ngegolin satu proyek, kok ya mau-maunya mereka itu saya sogok murah. Lha gimana gak murah, wong mereka itu harga sogokannya cuma senilai uang yang saya habiskan di bar semalem je…” kata mantan kontraktor itu mulai bercerita.

“Weh, gitu ya? Lha apa semuanya kayak gitu tho?” tanya simbah pingin tahu.
“Pemegang kebijakan waktu itu pasti begitu mbah. Sogokannya macem-macem lagi. Yang lucu itu manager proyek yang namanya si Panuroto itu. Itu manager galak tapi paling takut sama istri. Saya pernah gol kontrak proyek sama dia hanya gara-gara urusan sepele…” katanya sambil senyum setengah tertawa.
“Apa itu?” tanya simbah.
“Dia bilang, kalo saya bisa melepaskan jeratan isterinya maka dia kasih kontrak proyek itu ke saya. Ya malem itu juga saya pergi ke rumahnya bertamu. Saya bilang sama dia dengan agak kenceng, agar isterinya denger, bahwa si Panuroto itu dipanggil meeting sama pak pejabat malam itu juga. Pokoknya urusan dadakan dan penting. Ya sudah, dengan restu isterinya si Nyai Gudig Lukito, pergilah denmas Panuroto itu bareng saya. Di pertigaan jalan kami berpisah. Saya pulang bawa kontrak proyek, si Panuroto ndugem sampai berhari-hari dengan sejahtera adil makmur sentosa.”

“Welhadalah, ha kok sepele temen rek…” sahut simbah.
“Itulah mbah, saya muak sama pekerjaan itu. Bukan ini yang saya cari dalam hidup. Duit memang banyak saat itu. Saya sampek bingung, buat apa ini duit. Kekuasaan juga ada. Itu si bupati wilayah Jowo Kulon itu disanjung-sanjung bak orang terhormat. Tapi kalo sudah di ruangan bareng saya, kaki saya bisa saya tarok di meja dia. Kadang kupingnya saya jewer-jewer kalo ada yang gak beres, saya tuding-tuding wajahnya, saya bentaki diem saja tuh orang. Wis lah, sudah tak beli semua pejabat-pejabat bejad itu. Lagian murah sih,” katanya santai.

“Lha apa semua kontraktor proyek kayak gitu bang?” tanya simbah lagi.
“Kalo mau sukses ambil kerja besar dan cepet kaya harus gitu. Sogok itu hukumnya fardhu ‘ain, malah mungkin fardhu ngghoin. Sudahlah, saya lebih suka jadi pengusaha kecil-kecilan kayak sekarang ini. Duit pas-pasan tapi ati tentrem.”

Simbah banyak mengambil manfaat dari percakapan sore itu. Percakapan itu asli adanya, tentunya dengan sedikit simbah edit sana sini. Ternyata dunia ini rimbaraya hung liwang liwung. Isinya manusia yang bermutasi jadi iblis, jin iprit, banaspati, demit, semuanya nggragas, ngglathak, malak, dan tamak. Beberapa manusia masih murni manusia, tapi mangkin terpinggirkan. Cuma dapet sepiring kecil barang halal, namun menentramkan. Sedangkan yang lain, mencari ketentraman di balik kerakusannya pada harta dan isi dunia yang sudah tua.

Imam Ghazali bilang, dunia ini ibarat wanita yang tuwek ngekek umurnya. Cuma dia itu pandai bersolek. Lha pemuda-pemuda culun berbekal napsu rakus banyak yang kepencut sama mbah jompo yang bersembunyi dibalik make up tebal itu. Semua rebutan. Semua ngantri jadi korban. Setelah mati, cuma diuyuhi sama mbah jompo itu dengan tanah urugan 2×1 meter sedalam 2 meter.

Readmore.....

MALING

Kemarin Sabtu simbah pulang kampung ke Solo. Baru ke Jakarta lagi hari Selasa. Ada kejadian yang mbikin simbah agak miris sewaktu simbah balik ke Jakarta.

Sore itu simbah naik bis jurusan Solo-Jakarta. Di awal perjalanan, sang sopir dan kenek yang bertugas mendapat tawaran ngangkut barang sejumlah 15 karung. Sang Kondektur prengas prenges mengiyakan, karena ini berarti obyekan alias sabetan di luar inkam rutin dari penumpang resmi. Toh kalo diperiksa, penumpangnya cocok jumlahnya. Yang pasti gak diperiksa adalah bagasi, karena itu sudah pasti barang-barang milik penumpang.

Namun pada kasus ini kenyataannya tidak. Barang yang di bagasi itu adalah barang titipan yang harus diantar ke tujuan, yang tentu saja dengan biaya angkut tersendiri. Nah ini adalah kue buat sopir, kenek dan kondekturnya. Maka dengan semangatnya mereka njemput barang tersebut.

Simbah kira barang itu adalah beras sejumlah 15 karung. Setelah ketemu karungnya, jebulaknya karung itu berisi pete sak arat-arat. Lagian karungnya gedhe-gedhe. Maka dengan setengah mekso, karung itu dijejel-jejelkan ke bagasi. Sisanya yang 3 karung karena bagasi gak muat lagi, dijejelne ke toilet… Hwarakadah, bus yang judulnya “Bus Eksekutip AC Toilet” akhirnya kehilangan toiletnya karena dijejeli pete telung karung. Oalaah, dasar manungso ngrekes…

Dari 5 orang oknum bus yang terlibat pengangkutan pete itu, yang 2 orang langsung teler kambonan pete. Sedangkan yang 3 orang bertugas seperti biasa. Simbah sudah ngerasa gak enak duluan. Lha ini bus jelas-jelas main korupsi, simbah kawatir terjadi apa-apa di jalan. Apalagi saat oknum pegawai bus itu lagi ngangkut karung, tiba-tiba juragan bus tersebut lewat… kontan saja para oknum pegawai korup itu pecicilan bersembunyi dan pura-pura tak terjadi apa-apa.

Setelah beres mengurus angkutan haram itu, bus pun berangkat dengan sentausa. Namun sesampainya di Boyolali, bus yang simbah tumpangi mau nubruk bus yang ada di depannya yang kebetulan ngerem mendadak. Rupanya bus yang di depan simbah kedapatan ada 2 orang, entah pengamen yang nodong atau malah copet, sedang diboboki dan digajuli sak kayange oleh massa.

Melihat kejadian itu sopir, kondektur dan kenek yang menyaksikan adegan itu berkomentar.. :

“Nyuoh kowe… modar pora.. hayo boboki aja. Ben kuapok.. dasar maling. Hayoh koploki sisan!!” sang kondektur nyemangati.

“Weleh.. maling nekat. Bandemi pisan ben kapok. ..” yang lain ikut menimpali. Sedangkan simbah sendiri miris. Ha wong menyaksikan 2 pemuda harapan bangsa dibandemi sampai kojor. Bahkan sesampai di kantor polisi pun, 2 oknum maling atau penodong itu pun masih diboboki di depan aparat. Herannya aparat polisi yang bertugas diem saja.

Coba sampeyan pikirken…., kondektur, kenek dan sopir yang jelas-jelas bareng-bareng maling hak boss mereka pun masih berkomentar miring pada maling lain yang kebetulan dibonyoki rame-rame. Apa mereka gak nyadar kalo sebenarnya derajat mereka pun jebulaknya sama. Sesama maling, tapi gak nyadar.

Barangkali yang begini juga yang dialami bangsa ini, sehingga korupsi gak bisa ilang. Ha wong yang mbrantas dan yang dibrantas, sama-sama koruptor. Yang dibrantas adalah koruptor tulen, yang mbrantas adalah koruptor laten berpotensi besar, atau setidaknya koruptor dengan lepel lebih kecil.

Bahkan korupsi pun merangsek masuk di meja pasien simbah. Beberapa oknum pasien seringkali merayu-rayu minta dibuatkan surat sakit. Biasanya kebanyakan terjadi di hari Senen. Soalnya minggunya biayakan dan pecicilan, nah pas hari senennya males-malesan masuk kerja. Akhirnya sang dokter dilibatkan buat korupsi. Ada dokter yang senang hati membuatkan secarik surat korupsi itu asalkan taripnya sesuai, namun buat simbah hal yang begini ini penyakit sampah masyarakat. Ratusan bahkan mungkin ribuan karyawan yang biasa bernaung di bawah bendera “wong cilik” seringkali terlibat korupsi kelas ceremende ini.

Namun kalo sudah turun ke jalan, mereka dengan nyaringnya meneriakkan slogan “Berantas Korupsi” dengan sambil nyanyi-nyanyi dan sambil mledang-mledingke bokong ke kanan dan ke kiri. Sedih….

Satu pelajaran lain yang juga simbah ambil dari kejadian di perjalanan itu adalah, betapa sebagian orang untuk nyari sesuap nasi membutuhkan usaha sedemikian gigih dan ngedab-edabi. Dua pemuda yang simbah saksiken itu, koret-koret sesuap nasi dengan bertaruh nyawa di jalan haram. Kru bus yang pasti punya anak isteri itu, biayakan ngempet bau pete buat nyukupi kebutuhan keluarganya. Sayang, rejekinya dijemput di jalan yang salah.

Sedangkan di sisi lain, di negeri tercinta ini juga, sebagian orang menghabiskan 2 juta ripis buat beli sempak bin CD, 5 juta ripis ludes hanya buat beli dasi, puluhan juta ripis menguap buat belanja pupur sama benges buat mbengesi lambe kaum hedonis. Sedangkan kelompok yang lain sibuk membuat tontonan yang mempertontonkan gaya hidup kaum bersempak 2 juta ripis itu di layar kaca, yang membuat 2 pemuda copet beserta kaumnya itu terngowoh-ngowoh mati kepengen.

Coba sampeyan bayangkan, jika sampeyan dan tetangga sekampung semuanya lawuhnya tempe dan krupuk, simbah kira krupuk dan tempe itu akan terasa lezat. Namun bayangkan jika tiba-tiba ada 2 keluarga petentang petenteng nyangking iwak pitik beserta sampil wedhus yang diguyur kuah santen sampek mlekoh… trus makan temblang-tembleng secara demonstratip di depan mata orang sekampung, simbah yakin coklatpun serasa tai kucing, apalagi krupuk sama tempe…

Wis embuhlah…. simbah mumet dewe iki.

Readmore.....

Penguasa Alam Ghoib

Sengaja simbah pake judul agak propokatip, biar sedikit penasaran. Padahal boleh jadi ceritanya tak seseram judulnya. Yang simbah ceritakan ini adalah kisah nyata. Yakni kisah tetangga simbah yang berpropesi sebagai paranormal alias dukun. Ini dukun terkenalnya malah justru di luar daerah simbah. Kalo para tetangga simbah malah nganggepnya wong kurang gaweyan.

Gimana gak kurang gaweyan, ha wong pernah sore-sore dijumpai si oknum ini lagi asik ngudud sledabh-sledubh, anehnya rokok yang diudud ada 2 batang. Yang sebatang diisep sampe nyodok ke pilternya, sedangkan yang satu lagi di taroh di depan mejanya. Sohib simbah nanya :

“Wheladalah, lagi ngapain pakdhe? Kok ngudud saja sampe dobel-dobel… lagi turah duit ya??”
Dia langsung nyahut, “Ssssst…. diem, ini saya lagi ngobrol asik sama jin botol. Lha ini dia sedang udud mantebh di depan saya. Temtu sahaja sampeyan gak bisa lihat. Cuman saya yang bisa lihat.”

Hwarakadah, ngakunya lagi ngobrol sama jin botol sinambi klepas-klepus. Mbuh.. sing edan sopo.. yang waras ngalah. Tapi sohib simbah ini suatu ketika penasaran juga. Lha pernah dengan gaya bak pemburu hantu, si pakdhe dukun ini tiba-tiba nangkep sesuatu dari udara trus dimasupin ke botol kosong. Lalu dia bilang, “Nih sudah saya penjara jin rumah sampeyan yang suka ngganggu. Sekarang sampeyan bisa ayem tentrem.”
Sohib simbah ini dengan mantabnya ngambil botol itu trus dibuka dan dibuang. Peduli amat sama jin rumah.

Akhirnya suatu ketika si sohib ini pingin nguji kebenaran gabrulannya si pakdhe dukun itu. Apakah memang dia ngomong jujur atau sebenarnya cuma nggedebus omong kosong. Maka ditantangnya lah si pakdhe dukun ini untuk uji nyali di malam hari, lewat di daerah wingit wal angker. Boleh jadi bisa menjemput penampakan.

Setelah ditentukan daerah sasaran yang wingit tadi maka ditantangnya lah si pakdhe dukun.

“Ayo pakdhe.. kita berburu hantu di kebon belakang itu. Kan itu daerah keramat kliwat-liwat. Siapa tahu dapet wangsit dan jimat… pakdhe kan ahlinya, penguasa alam ghaib.”

“Wah, sudah siap tho.. ngati-ati lho, itu daerah bener-bener angker. Jinnya ganas-ganas. Kalo memang berani, ayolah.” begitu sambutan si pakdhe, namun dengan suaru agak ragu, seperti menyimpan rasa takut.

Tepat lewat tengah malam, dimulailah perburuan jin. Tak disangka si pakdhe ngajak wadyabalanya dari kalangan pengikut setianya. Jumlahnya ada sekitar 5 orang.. malah jadi pating gumrudug. Saat itu Si pakdhe menyilakan sohib simbah untuk berjalan duluan di depan.

“Wah, pakdhe ini gimana tho… kok saya malah di depan, nanti kalo disamber banaspati kan repot, justru pakde yang di depan… kan penguasa alam danyang…”

“Bukan begitu, ini biar pakdhe bisa menangkal kalo ada apa-apa. Kalo dari belakang kan bisa lebih mantebh.”

Akhirnya sohib simbah berjalan paling depan. Perlu diketahui bahwa saat siang harinya, sohib simbah ini nemu boneka panda putih yang sudah bulukan di kebon belakang itu. Lalu oleh sohib simbah ini dipasang di pucuk pohon pisang di kebon itu. Karena disuruh berjalan duluan di depan, maka ditempuhlah rute melewati boneka panda putih tadi itu. Lha dasar sudah dipenuhi khayal dan dengan sedikit ngempet nguyuh karena takut, rombongan pakdhe itu nurut saja ngekor di belakang sohib simbah.

Tepat di pohon pisang yang ada boneka panda putihnya itu, sohib simbah berteriak kenceng…… :

“Hwaaaa…. apa ituu….??!! Apaa ituu….?? !!!! “
Kontan si pakdhe penguasa alam pedanyangan beserta rombongan ngibrit lari tanpa nengok-nengok lagi. Mlayu sipat kuping, rawe-rawe rantas, malang-malang ditendang. Apalagi mereka sempat melihat sekilas penampakan putih dengan mata item gede metangkring di pucuk pohon pisang.

Jiaaan.. gak patut blas… balung tuwekan biayakan pecicilan lari nabrak-nabrak pager di tengah malem. Yang ketawa ngakak adalah sohib simbah, meskipun pura-pura ikut lari, namun setidaknya sudah tahu, si pakdhe ini cuma dukun gadungan berbekal ludah sembur dan nggedebus secukupnya buat menangguk rupiah.

Perlu sampeyan ketahui, simbah punya cerita kayak gini ini sak tekruk. Semuanya mengungkap bahwa rata-rata apa yang disebut dukun atau paranormal itu banyak nggedebus dan bohongnya. Kedoknya terbuka dengan macem-macem trik dan cara. Kalo ada waktu simbah mau bagi-bagi trik sama sampeyan semua. Intinya jangan pernah sekalipun pergi merdukun, atau sampeyan akan rugi dunia wal akherot. Dunia sampeyan dibrakoti kantong sampeyan sama mbah dukun, sedang akherotnya gak diterima amal ngibadahnya.. Opo gak kojur…

Readmore.....

BEBAN HARTA

Sampeyan pernah naik sepur kelas ekonomi sambil mbawa duik tigapuluh juta ripis? Kira-kira rasanya pigimanah? Kira-kira sampeyan bisa tidur gak dengan kondisi seperti itu? Dengan kondisi keamanan sepur kelas ekonomi yang seperti sekarang, mbawa duik tigapuluh juta ripis di dalamnya adalah satu aktifitas yang menyiksa. Akan lebih menyiksa manakala duik itu adalah duiknya bos kantor dimana dia bekerja, yang harus diantar ke tujuan dengan selamat, dan kalo terjadi apa-apa harus ngganti… Mak nyuuut..

Bahkan jikalau bepergian di dalam fasilitas transportasi yang aman sekalipun, orang pingin bepergian dengan praktis dan aman. Gak mau direpotkan membawa-bawa barang yang malah membebani perjalanan. Maka menungso yang pikirannya begitu itulah yang setelah melalui ribuan tahun sejarah kemanusiaan, akhirnya menemukan yang namanya ATM dengan kartunya. Kartu kecil, gampang dibawa dan disimpan, yang manfaatnya lebih besar daripada mbawa tumpukan koper berisi tetek bengek bekal perjalanan.

Adalah konsep hidup model begitulah yang dianut salah seorang sohib simbah, yang tinggal di tlatah Javanese sono. Sebut saja namanya Abdul Ghani (bukan nama sebenarnya temtunya). Seorang yang sederhana, rumahnya kecil, anak banyak dengan segudang aktifitas yang menyibukkan dirinya sehingga hanya menyisakan sedikit waktu dia untuk nyari nafkah buat keluarganya.

Dengan waktu sehari yang cuma sekian jam untuk nyari duik itu, akhirnya membuat penghasilannya gak pernah banyak secara kuantitas. Maka tak terbersit sama sekali dalam hati Kang Abdul Ghani ini untuk bercita-cita jadi sugeh mblegedhu. Dia tahu diri, memang rejekinya hanya selevel koret-koret dasar kuali, alias rejeki kelas recehan.

“Yah, mau apalagi tho mbah hidup ini. Wong ya cuma mampir sekian puluh tahun, habis itu nggeblas lagi ke alam berikut. Mau sugeh ya akhirnya matek, mau miskin ya akhirnya matek. Lha wektu nyari duik cuma sebentar, ya memper lah kalo cuma dikasih segini. Yang penting cukup,” katanya pada suatu hari.

Kata yang terakhir itulah yang menjadi misteri buat simbah. “Yang penting cukup”. Dan memang begitulah adanya. Dengan anak yang pating drindil, yang saat ini kalo gak salah sudah lima anak, pigimanah mengandalkan rejeki kelas koretan dan lantas dengan klecam-klecem bisa ngomong dengan santai “Yang penting cukup”? Herannya memang bener-bener cukup. Anaknya bisa sekolah semua, makan sehari-hari cukup, bisa mbayar rekening tagihan bulanan, dan mantabhnya dia sangat mandiri.

Salah seorang rekan ngaji simbah menyebut rejekinya sebagai rejeki kelas “tuhia”. Yakni rejeki yang kalau pas “butuh” lalu sudah “tersedia”. Simbah melihatnya seperti orang yang bepergian gak bawa bawaan macem-macem, tapi ATM nya berisi duik dengan nominal puluhan digit. Klecam-klecem, cengar-cengir, gak repot, nyantai, gak terbebani dengan bawaan, tapi tiap kali butuh tinggal pencet-pencet tombol PIN dan duik dateng.

Bandingkan dengan Kang Panjul yang baru pertama kali blayangan ke Jakarta dari desanya di Gunung Kidul sana. Ha wong ke Jakarta kok mbawa baju lima koper karena takut gak sempat umbah-umbah, mbawa klapa 10 butir yang katanya buat mbikin es degan di Jakarta, mbawa pitik babon lima ekor, plus pete limang renteng buat lalap. Penumpang model beginilah yang mbikin penumpang kendaraan angkutan umum lainnya jadi tersiksa.

Cuma masalahnya, punya rejeki tuhia itu gak gampang. Harus punya mental dan keyakinan mantabh pada Sang Pemberi dan Pengatur Rejeki. Ditambah lagi, harus punya PIN yang cocok, yakni doa yang makbul. Bayangkan, anak sakit, anak sekolah, anak kuliah, anak isteri butuh makan, dan kebutuhan lainnya tinggal sambat ke langit dengan penuh yakin, besoknya rejeki datang dengan beribu sebab dan jalan menghampiri rumahnya. Tentu saja dengan diiringi sikap harap-harap cemas, khauf dan roja. Dan ini sikap orang yang bertaqwa.

Banyak orang yang gak siap dengan gaya hidup seperti ini. Orang lebih memilih menjalani perjalanan hidupnya ala kang Panjul dari Gunung Kidul. Apa-apa punya atau dengan kata lain wajib kaya. Duik buat “kalo-kalo” anak sakit harus sudah ada, duik “kalo-kalo” ntar anak kuliah harus tersedia, duik “kalo-kalo” terjadi apa-apa sudah tersedia juga. Barulah jika segala “kalo-kalo” yang ditakutkan manusia itu terkafer semua, maka dia baru bisa tidur nyenyak, tidur pules, gak khawatir, gak cemas dan gak dihantui “hantu-hantu” kebutuhan pokoknya.

Kenyataannya tidak begitu. Ketika manusia jumpalitan mengusir rasa ketakutannya akan “kalo-kalo” yang hendak terjadi dengan menyiapkan harta sebanyak-banyaknya, disini dia dihantui dengan ketakutan yang lain. Yakni ketakutan akan kehilangan semuanya. Dia dituntut harus mempertahankan hartanya agar tidak hilang, habis serta gak dicolongi, dan itu adalah satu bentuk kesibukan tersendiri yang gak kalah menyiksanya. Hal yang gak pernah dialami kang Abdul Ghani atau penumpang yang gak bawa apa-apa selain selembar ATM bermuatan puluhan digit tadi.

Readmore.....

Teori ngladrah tentang DONGENG

Dongeng iku dipaido keneng. Dibantah gak masalah. Yang jadi masalah, dongeng biasanya dituturkan kepada anak-anak yang memang gak bisa maido. sehingga pasti akan ditelan bulet-bulet dan mentah-mentah, tanpa dimasak, dan tanpa dikunyah/dicerna.

Sampai saat ini dongeng masih menjadi menu favorit anak-anak sebelum tidur. Simbah sendiri masih melakukan ritual ini. Hanya saja, materi dongeng – meski dipaido keneng – haruslah dipilih yang benar-benar selektif. Ibarat milihken makanan buat anak-anak kecil. Jangan anak masih umur setahun sudah dikasih blanggreng, karena bisa kloloden sontrot pohung. Atau anak masih 4 bulan sudah dimut-muti permen ndhog cecak, wah bisa kisruh ususnya. Karena sekasar apapun itu makanan, asalkan kita masukkan ke mulut anak, ya telan aja. Sama halnya dengan materi dongeng.

Dongeng yang diceritakan pada anak akan membawa kesan yang dalam pada diri anak, dan itu akan dibawa sampai gedhenya. Maka tanamlah bibit yang benar, nanti akan menuai hasil yang benar pula.

Dibawah ini simbah cantumkan beberapa dongeng yang membawa pesan moral yang kurang baik bagi anak.

1. Kancil Nyolong Timun.
Ini dongeng paporit anak-anak. Tapi isinya ngajari nyolong sama ngajari ngapusi. Jangan-jangan banyaknya koruptor yang seliweran di Indonesia ini karena cilikannya pada didongengi Kancil Nyolong Timun sama guru TK dan Playgroupnya.

2. Joko Tarub.
Wah ini dongeng berbau Pornoaksi. Si Joko Tarub gaweannya nginjengi widodari adhus. Trus milih dan nyeleksi mana yang paling nyakdhut untuk dicolong selendangnya. Ini lebih parah lagi, sudah porno, nyolong lagi.
Mangkanya aktifitas pornoaksi susah dibrantas, ha wong dongeng paporitnya Joko Tarub je. Lagipula semakin hari semakin simbah rasakan kontes milih widodari-widodari ini semakin beragam. Ada Miss Universe, ada Miss Asean, Miss Call (ini ajang mencari Putri berbakat bidang Telpon seluler), Pemilihan Putri Indonesia, Putri Daerah, Putri Pantai, Putri Malu, Pemilihan gadis Cover Girls dan lain sebagainya.

3. Andhe-Andhe Lumut
Hwaduh ini lebih kacau lagi. Di adegan poro Klenthing dicegat sama Yuyu Kangkang, wah… ada adegan Sex Party Orgies, demi tercapainya kekarepan bisa nyabrang kali. Ini mendidik para gadis untuk melacurkan diri untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Lihatlah mal-mal, Blok M, atau dimanapun pusat perbelanjaan berada, mesti disitu sudah banyak berkleweran poro Klenthing tadi. Mulai Klenthing Ijo, Abang Biru, Coklat, Blontheng, Lorek sampai kelir Parang Rusak.. ada semua. Mereka sedang menunggu para Yuyu Kangkang me-yuyu-i dan meng-kangkang-i mereka agar bisa dapat HP, duit, dan segala piranti hidup serta piranti dugem sehari-hari mereka.

Lagi pula nama Yuyu Kangkang ini rancu. Ini bisa mengacaukan identitas seksual. Kalo Yu itu dipakai orang jawa untuk perempuan. sedangkan Kang untuk kaum laki. Dipakai bareng bisa menyebabkan kebingungan identitas seksual. Macem pendidikan dalam film Teletubbies, si Tinki Winki, Dipsi, Lala, dan Po, semuanya gak jelas identitas seksualnya. Malah ada yang berpendapat bahwa kucir rambut mereka itu melambangkan kaum homoseksual, baik itu gay ataupun lesbi…. wah kok sansoyo nggladrah teori simbah… Yang gak percaya jangan diteruskan mbacanya.

4. Sangkuriang
Ini jelas-jelas dongeng 21 tahun ke atas. Muatan pendidikan seksnya lebih kacau lagi. Ada incest, ada juga bestiality… wuih pengarang dongeng jaman dulu ternyata fantasinya semprul juga.

5. Loro Jonggrang.
Ini ngajari curang dalam tender proyek maupun nguriki proyek.

6. Dongeng Ki Ageng Selo.
Ini membangkitkan daya takhayul dan khurafat. Jelas-jelas bertentangan dengan Ki Ageng Benjamin Franklin yang memang bisa nangkep petir.

Untuk itu simbah saranken ngasih dongeng yang membangun buat anak-anak. Kecuali kalo sudah Lungsuran Anak-anak… sudah bisa milah dan milih. Itu saja tetap harus selektif milih tontonan.

Readmore.....

Orang Gila diantara orang yang waras

Sabtu sore kemarin, simbah dikagetkan dengan adanya seorang wanita berambut gaya Kopasus duduk ndeprok di depan pintu klinik. Dia minta minum dan dikasih minum sama karyawan klinik. Seusai nggarap pasien, simbah lihat si wanita Kopasus tadi masih ndeprok di tengah pintu klinik. Karena ngganggu jalan, simbah persilakan duduk di lincak yang sengaja simbah sediakan di depan klinik.

Rupanya si wanita Kopasus ini wanita yang gak genep otaknya. Tadinya dia hanya bercelana dalam saja saat lewat di gang depan klinik. Lantas oleh tetangga simbah dikathoki dengan kathok kolor. Meskipun gak begitu wangun, tapi mendingan, lha tinimbang cawetan thok.

Karena kasihan, seorang ibu-ibu memberi dia uang duaribu ripis. Uang itu dia terima. Simbah sempat nanya identitasnya, namanya Lina, sedang mencari temannya yang bernama Setyawati. Mbuh sopo, gak jelas. “Kamu ngapain kesini?” tanya simbah.

“Mau ketemu dokter,” jawabnya.
“Kamu sakit ya?” tanya simbah.
“Nggak, lagi bunting…” katanya agak gagap.
Glodhaak…!! Wah, simbah kaget juga. Gaweyane sopo ki?? Ha nek hamil tenan lak kasihan banget wanita ini. Simbah lihat memang perutnya membuncit. Hamil betul apa cacingen gak begitu jelas.

“Kamu ke bidan saja ya… saya gak menerima pasien hamil, karena disini ada bidan. gak enak sama bidannya…” begitu nasehat simbah.

Wanita itu pergi. Uang duaribunya ditinggal. Weleh, gak doyan duit rupanya orang ini. Sore itu simbah mikir terus, gak habis pikir tentang nasib wanita tersebut. Kalo bener hamil, opo yo wong edan juga yang menghamili? Mestinya wong waras tapi bejadnya ngungkuli iblis edan.

Dapuk kacarito, ha kok malemnya wanita datang lagi dituntun seorang tokoh RW masuk ke ruang praktek. Kepala dan badannya godres getih. Moncrot ke seluruh kaos dan celana kolornya.

“Dok, tolong dok. Ini kepalanya bocor dok…” kata bapak yang mengantarnya. Segera saja simbah tangani wanita malang itu. Kepalanya robek tipis, sekitar 4 cm. Tidak dalam, sehingga gak perlu dijahit. Namun darah yang keluar memang luar biasa banyak.

Simbah segera bertanya, mengapa jadi seperti itu si wanita Kopasus ini. Si bapak menceritakan, “Ini tadi dia mau masuk rumah bu Haji, lha disuruh pergi gak mau. Terus malah menyerang bu Haji. Anak bu Haji yang laki-laki tahu kejadian itu langsung turun tangan. Wanita ini dihajar sampai berdarah-darah gini dok..”

Duh, Gusti…. lakon kok macem-macem. Simbah gak bisa cross check cerita tersebut ke si wanita Kopasus itu. Cerita gak berimbang. Kejadian sebenarnya gak jelas. Si wanita waktu simbah tanya gak bisa menjelaskan. Cuma yang ada di batin simbah saat itu, simbah merasa wanita Kopasus yang gak genep otaknya itu didholimi luar biasa.

Buat orang-orang yang merasa waras, si wanita itu dianggap gak waras. Tapi buat simbah, kelakuan orang-orang -yang ngakunya waras- terhadap wanita tersebut lebih gak waras lagi. Simbah jadi merinding, rupanya di tengah kewarasan sebagian tetangga simbah, dan dibalik kewarasan orang yang lalu lalang di depan hidung simbah, tersimpan kegilaan yang sewaktu-waktu bisa meledak bak bom waktu. Perbedaan gila dan waras jadi makin tipis. Makin susah dibedakan.

Bagaimana rasanya hati sampeyan kalo setelah ditelusuri identitasnya, ternyata wanita itu masih sedulur sampeyan? Walah jan, ngenes tenan.

Readmore.....

Biru

“Hanya perempuan yang mencintai suaminya yang mau menerima kesukaan suaminya walau itu menyakitkan”, kataku padanya. Dia, perempuan yang menjadi sahabatku lima tahun terakhir ini. Tak mudah mengatakan ini.

Nyatanya, cinta telah membekukan perasaannya. Dari caranya menjawab aku tahu itu. “Yaiyalah, dimana-mana, gak ada istri yang gak sayang suaminya!” katanya sambil tertawa.

Dia, sahabatku. Kupikir lima tahun bisa membuatku mengenalnya. Aku keliru. Aku tak pernah mengenalnya, dia sahabatku itu, ketika suatu hari sebuah kenyataan menamparku dengan keras. Dia, sahabatku, menjalin hubungan dengan pria beristri, berputri satu. Tak pernah kuduga, dia sahabatku.

Siapa bisa menyalahkan cinta? Toh, cinta memang datang sendiri, semaunya, menggoda relung hati, dan menyesatkan ketika hati yang dihampiri begitu mudah terlena. Siapa yang bisa menyalahkan cinta? Toh, cinta adalah karunia yang manusiawi menghinggapi perasaan, membuncahkan sensasi kebahagiaan, menggelapkan ketika penglihatan mata hati yang digodanya begitu mudah terbuai.

Dan sebagai manusia biasa, wajar jika aku membencinya. Itu, pilihan sahabatku. Luka di masa lalu telah mengeraskan hatiku. Atas alasan apapun, perselingkuhan bukan hal baik, bagiku, ntah kalian. Masih terekam kuat dalam memoriku. Hari dipenuhi pertengkaran, suara keras beradu argumen, siksa raga, siksa batin. Toh, ketika semua kembali normal, dan harta berharga sebuah perkawinan bisa diselamatkan, aku, gadis kecil berusia 9 tahun waktu itu, terlanjur merekam sebuah hal yang tidak bisa dikatakan bagus. Dan luka tetaplah luka. Walau telah mengering, bekas luka akan tertinggal menandai jaman. Sesekali, dia pasti terlihat, lalu kenangan buruk itu kembali menyapa. Hasilnya, aku membenci perselingkuhan, sangat.

“Tak ada satupun yang bisa memisahkan kami,” katanya. “Kecuali dia yang meminta!” Sungguh egois. “Bagaimana kalau dia menceraikan istrinya dan memilihmu?” tanyaku menyelidik. “Aku tak mau. Karena aku tak pernah memintanya memilih. Aku hanya ingin dia bahagia bersama istri dan anaknya!” “Dengan keberadaanmu?” nada tanyaku sinis. “Yup. Jika aku pergi, dia menderita!” jawabnya penuh percaya diri. “Kau tak pikirkan perasaan anaknya?” tanyaku ketus. “Anaknya tahu papanya punya perempuan lain”, jawabnya enteng. Gila, ini sungguh gila. Ntah aku, atau sahabatku itu yang gila. Yang pasti, hanya kata gila yang ada di kepalaku malam itu. Dia, sahabat yang kukenal lima tahun terakhir ini, menoreh perih teramat dalam persendian perasaanku. “Aku tak bisa menjagamu, maaf!” bisikku pilu, dalam hati. Aku menatapnya nanar.

Perdebatan kami berlanjut malam itu. Menyisakan kebekuan di antara dua sahabat. Nyatanya, waktu lima tahun tak mampu membantuku mengenalnya. Dia, sahabatku. Kutinggalkan dia, dengan keegoisannya, dan keegoisanku. Tak ada lagi kalimat yang bisa kuucapkan. Hanya sebuah kalimat penutup, “Walau aku tak pernah setuju dengan warna biru kesukaanmu, kau tetap sahabat baik bagiku!” Dia, sahabatku.

Readmore.....

Selasa, 31 Mei 2011

Sepoci Teh mongah

Sepoci teh mongah. Di samping monitor. Dia akan mengetik beberapa kata, lalu beralih menghirup keharuman melati di poci itu. Membiarkan sensasi rasa itu menyusup, pelan, lambat. SESAAT namun NIKMAT. Begitulah perempuan itu menikmati perjumpaan mereka. Dengan pria itu. Tanpa kata!

Di ujung lorong itu, pertama kali perempuan itu melihatnya. Di ujung lorong itu, kedua kalinya perempuan itu menemukannya. Di ujung lorong itu, ketiga kalinya perempuan itu sadar dia memang ada. Di ujung lorong itu, kesekian kali, perempuan itu yakin dia selalu kembali ada. Untuknya. Pria itu kembali!

‎”Aku menepi, bukan lari!” gumam perempuan itu. Jauh di hati dia begitu peduli. Pria itu. Bayangnya saja, perempuan itu hapal lekuknya. Perempuan itu menepi, bukan sembunyi. Di riangnya, pria itu yang dia ingat. Di sedihnya, pria itu yang dia sanjung. “Aku menepi karena aku begitu cinta.” Suara perempuan itu tersangkut di tepi hati. Menyimpannya sebagai rahasia. Sepoci teh meredam gemuruhnya.

Ada sesak di hatinya setiap kali pria itu melintas. Dia tak ubahnya elang di pucuk cemara. Tinggi menjulang. Dan perempuan itu tak lebih seekor cacing yang menggelepar kepanasan tanpa daya mencari lumpur untuk berendam. Jika dia ombak, pria itu adalah karang. Beku, bisu, angkuh. Perempuan itu hanyut dalam gemuruh.

“Suratnya sudah, Mbak?” suara itu muncul tiba-tiba di sebelahnya. Perempuan itu terhenyak. “Eh..iya, bentar!” Buru-buru dinyalakannya mesin printer. Sudah sejak tadi surat itu siap dicetak. Sebelum lamunan itu menyeretnya jauh ke tempat lain. Menyusuri lorong abu-abu di benaknya. Di sana, perempuan itu bisa mencumbu aromanya. Pria itu.

“Ini!” diserahkannya lembaran berkas itu pada temannya. “Jangan melamun saja! Awas kemasukan roh!” temannya itu tertawa menggoda. Perempuan itu tersenyum. Begitulah cara dia menyembunyikan kegetiran.

Dia kembali menatap monitor. Dimainkannya cursor. Menyisir setiap tautan. Status-status lucu dari beberapa teman di halaman facebook. Dia akan tertawa terhibur. Walau banyak juga yang hanya meratapi kesedihan, mengkritik tanpa argumen cerdas, atau mengumpat kasar pada orang yang jelas tak akan membacanya. Manusia sudah semakin aneh.

Beberapa tag note teman belum sempat dia baca. Deretan puisi dan cerita. Bibir perempuan itu mengukir senyum. Kata menjadi permainan yang sangat mengasyikkan rupanya. Di note-note itu, dia melihat aura jatuh cinta, kegundahan, ambisi, kesepian, pengharapan, amarah, juga pencarian. “Mmm…dunia maya begitu gamblang membuka tabir rahasia dunia nyata,” perempuan itu berpendapat.

Sesekali dia akan memasang video lagu di wallnya. Berbagi kesyahduan. Dibayangkannya orang-orang akan mengekliknya, dan turut menikmatinya. Perempuan itu kesepian. Dia tak pernah menyadarinya.

Sepoci teh mongah di samping monitor. Diseruputnya kemanisan kadar sedang penawar rindu. Keharuman melati menyusup pelan, lambat, sesaat namun nikmat. Dia mengenangnya. Pria itu. Wajahnya menghilang di teguk penghabisan. Tanpa kata!

Readmore.....

PRIA-PRIA MISTERIUS

Aku sedang menghitung ketukan ritme hujan ketika hape berbunyi nada sirine 911. Nomer yang sama. Tanpa nama. Masih seperti hari-hari sebelumnya, aku tak menggubrisnya. Pernah dia mengirim pesan. Kuatur strategi untuk mencari tahu lebih dalam. Mmmm…dia tak cukup pintar sebagai PRIA.

Gaduh petir menghantar kilat di balik kaca jendela. Nomer itu terus memanggil. Masa bodoh. Kucomot potongan brownis kukus tiramisu marble beku dari kulkas. Kunikmati kemanisan itu dengan pelan. Andai lemon tea mongah di mug dengan pegangan berbentuk Dalmation itu tak keburu hilang panas, mungkin aku enggan melepasnya. Kemanisan itu.

Seperti rasa pahit, rasa manis meninggalkan sensasi yang susah terlupakan. Itu yang kurasakan. Walau kutahu, kemanisan itu telah berlalu. Dan tak akan kembali sama.

“jwb telponku skali saja” bunyi SMS barusan. Nomer yang sama. Tanpa nama. Aku bergeming. Dia bertahan sebagai misteri. Aku pun berlaku sama. Impas.

Sesuai dugaanku. Dia seorang pria. Aku menjebaknya suatu hari, dengan nomerku yang lain. Panggilan terjawab. “Hallo..” Suara pria di ujung sana. Tepat!

Aku pernah bertanya identitasnya. Dia hanya tertawa. Lalu menciptakan kalimat ambigu. Mengombang-ambingkan rasa penasaran. Mmm..dia cukup pintar berdiplomasi sebagai PRIA.

Hujan telah reda. Gonggong anjing milik tetangga belakang rumah. Beberapa kali aku menguap. Capek sekali rasanya. Kubaringkan tubuhku di kasur tanpa seprei. Si Sapi masih menelungkup di depan tv. Biarlah. Aku sedang malas beranjak. Kantuk ini sangatlah dasyat.

Hape kembali berbunyi nada sirine 911. Nomer yang sama. Tanpa nama. Masa bodoh. Sayang jika energiku dihamburkan untuk meladeninya. Dia sangatlah PENGECUT untuk disebut pria!

Aku sedang menghitung ketukan ritme hujan yang kembali tiba. Gaduh petir menghantar kilat di balik kaca jendela. Kukatupkan mata menuju lelap. Aku mengingat dua nama. Di dunia nyata, mereka sama pengecutnya sebagai pria.

Aku ingin tidur cepat malam ini. Tanpa mimpi kupilih. Kan kunikmati semua itu…sebagai MISTERI!

Readmore.....

“I wanna DIE alone!”

“I wanna die alone!” tiba-tiba kepikiran buat mati saja. Entahlah!

Aku tergopoh-gopoh di malam itu. Mencari dukungan dan bantuan teman. Sebuah pesan menghentakku. “Aku tak percaya lagi dengan hidupku. Apalagi setelah bicara banyak denganmu. Aku semakin tahu siapa diriku. Aku mau pergi saja. Selamat tinggal. Terima kasih!” Entah darimana, aku punya topeng kebijakan untuk kupasang di wajahku. “Jangan bodoh! Allah menciptakan setiap manusia bukan tanpa alasan! Hargai itu!” Menyusul kalimat-kalimat lainnya mirip kata-kata mutiara di buku inspiring. Sebijak itukah aku?? Yang jelas, lega mendapatkannya tersenyum keesokan harinya dan mendapatkan sebuah pesan darinya. Aku tidak melakukan tindakan bodoh itu semalam!”

Aku terganga di tengah malam. “Hidupku kosong. Aku memang hidup. Tapi tanpa tujuan. Tanpa visi. Aku akan hidup, melewati hari dari pagi buta, siang, sore, malam. Begitu saja. Terulang lagi setiap harinya. Hanya sebagai rutinitas. Tanpa arti. Jadi untuk apa aku hidup?” Dan berlalulah dua jam di ujung malam itu dengan obrolan kami. Setidaknya, aku punya waktu untuk mengulur niatnya mengakhiri hidup. Pasti kemudian dengan suara kebijakan itu. Aku tidak tahu darimana mendapatkannya. “Hidup itu indah. Jika belum indah, ciptakan keindahan itu. Santai saja, aku punya banyak waktu untuk mengganggumu. Gak kangen aku ganggu ta???” Lalu aku tertawa. Seringan itukah aku??? Yang jelas, senang menemukan status-status FB nya mulai berubah genre. Aku tahu, dia baik-baik saja. Allah bersamanya.

Kawan-kawanku. Membuatku bertanya akan jalan pikiran mereka. Mengapa??? Dan aku menemukannya. Titik terapuh kekuatan manusia. Aku ingat Tuhan.....Aku tahu ini pikiran bodoh, idiot, stupid, wawo, cetek, dan sebagainya. Tapi aku menulisnya di anganku. “ … wanna die alone!” Capek, lelah, raga juga jiwa.

Aku masih tertegun. Lantas dengan cara apa aku mati??? Menabrakkan diri ke mobil di jalan depan?? Sungguh akan merepotkan banyak orang. Memutus urat nadi??? Aku takut melihat darah. Mengunyah racun tikus??? Setidaknya aku masih sadar, aku lebih berharga dari binatang. Menuliskan kematianku di lembaran buku “deathnote”??? Aku sedang tidak berada di sebuah film. Lalu??? Aku masih tertegun.

Inbox penuh pesan. Menyusul sebuah posting di akun twitter. “… wanna die alone!!!”. Komentar-komentar candaan [bahkan aku tak dipercaya orang untuk terlihat rapuh]. Petuah-petuah bijak. Motivasi. Inspirasi. Semangat. Oh, God, beginikah caramu menahanku??? Aku meneteskan air mata.

“Aku percaya, suatu saat jalan hidupmu berubah ke arah yang jauh lebih baik, dengan terus bersandar, tawakal hanya kepada Tuhan. Orang lain saja percaya dengan hidupku. Kenapa aku tidak?? Nafasku sesak.

Dhuha. Aku tertegun. Sebelum melangkah bergeser ke tempat yang lebih terang. Rumah Tuhan. Kaca mataku tak cukup pintar menyembunyikan kerapuhanku. “… wanna die alone??? Siapa aku hingga berani merebut kewenangan Tuhan??!!” Aku terduduk. Bersujud!”

Readmore.....

Lelakiku

Lelakiku, selamat pagi!

Pagi ini kusapa kau....
Penuh semangat dan gelora....
Dengan keyakinan aku menginginkanmu, membutuhkanmu, mengagumimu, menyayangimu, meski aku belum bisa memastikan kalau aku mencintaimu....

Lelakiku…

Aku menyukai keberadaanmu.
Adanya kau dalam ketahuanku membuatku merasa berarti, dibutuhkan, diingini, disayangi, meski aku ragu apakah aku dicintai.

Dalam ketidaktahuanku aku memang meragukanmu.
Tuturmu membuatku rapuh, berontak, manja, liar, sayang dan acuh.
Aku coba berpijak di satu titik keseimbangan.
Menyelami sendi-sendi kepercayaanku, dan menemukan satu keyakinan “aku bahagia mengenalmu”.

Lelakiku, maaf!

Aku masih melihatmu di ambang batas keraguanku.
Dalam batas ruang dan waktu aku ingin berlari.
Menembus batas.
Memelukmu.
Menghirup hembusan nafasmu.
Merasakan kau ada.
Bukan dalam imaji.
Sampai aku yakin “aku tak bisa kau tinggalkan”.

Lelakiku, bantu aku!

Meyakini keberadaanmu.
Bahwa kau yang teringin.
Bukan termimpi.
Nyata dan tersentuh.
Meski bukan dengan raga, hanya dengan rasa.

Lelakiku, selamat malam!

Jangan hadir dalam lelapku.
Biarkan saja sosok-sosok lain bersliweran dalam mimpiku.
Dan lenyap bersama dunia khayalku.
Jangan kau.
Karena aku ingin kau pastikan aku bahwa saat kelopak netra terbuka “aku menemukanmu”.

Readmore.....

Jumat, 27 Mei 2011

dan lalu....

Dan lalu...
Rasa itu tak mungkin lagi kini
Tersimpan di hati
Bawa aku pulang, rindu!
Bersamamu!

Dan lalu...
Air mata tak mungkin lagi kini
Bicara tentang rasa
Bawa aku pulang, rindu!
Segera!

Jelajahi waktu
Ke tempat berteduh hati kala biru

Dan lalu...
Sekitarku tak mungkin lagi kini
Meringankan lara
Bawa aku pulang, rindu!
Segera!

Dan lalu...
O, langkahku tak lagi jauh kini
Memudar biruku
Jangan lagi pulang!
Jangan lagi datang!
Jangan lagi pulang, rindu!
Pergi jauh!

Dan lalu...
Dan lalu...

Readmore.....

ketika burung itu mengepakan sayap

entah karna apa, beberapa hari ini beberapa bagian dalam otak selalu mengeluarkan keinginan untuk merangkai jejeran alfabet yg berwarna putih diatas kotak2 kecil berwarna hitam, dari satu huruf menjadi kata, satu kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf.
hingga tersusunlah semua itu menjadi cerita dalam alam simulakrum dan mengalir bagai ombak soliton.


ketika lelah hinggap, lamban menyelinap masuk dalam ulu hati, tak ubah setitik air yg meramban pelan namun pasti.
rapuh . . .
sang penerang malam, sang penyejuk siang, memberikan semacam kabar untuk satu gambaran tentang apa yg sebenarnya terjadi saat ini, disini, di alam ini, jauh di dasar jiwa ini.
heeyyyy . . . .
ada apa di dalam dasar jiwa ini . . .? mengapa terlalu pekat untuk bisa kumencari . . . ? ?
tok tok tok . . .
bolehkah aku mengetuk pintu dasar jiwa itu . . . ? ? ? hanya untuk sekedar ingin tahu tentang apa yg sebenarnnya terjadi.
mengapa tak ada satu sosok pun yg menjawab semua tanya itu . ?

telah menetes butiran lembut dari langit, ketika gelap mulai berangsur pergi.
satu persatu sandiwara itu mulai dimainkan kembali dengan para pemeran yg tak henti2nya berusaha untuk mengelabui satu sama lainnya.
nampak bercengkrama tiga burung kecil bertengger di untaian panjang kabel2 yg saling terhubung.
seakan mencoba untuk tak perduli dengan semua yg terjadi dengan segala kebohongan yg akan terjadi.
namun tak lama kemudian mereka terbang mengepakan sayap jauh keatas langit, karna di dasar jiwa mereka ...
mereka lelah untuk melihat segala kebohongan yang terjadi, tanpa di ketahui bahwa semua itu telah terjadi.

Readmore.....

Kamis, 19 Mei 2011

Cinta untuk DIA

Aku ingin menjadi ‘seseorang’
Bukan hanya menjadi ‘aku’
Setidaknya dimata ‘dia’

Nanti..
Sebelum aku bisa membuat ‘dia’ tersenyum.
Aku tdk akan pernah tertawa!
Aku mau ‘dia’ bahagia.
Biar terbayar semua pengorbanannya!
Jadi aku bisa merasa pantas jika bersamanya!

Kalau aku bisa membuat ‘dia’ bahagia!
Aku akan tersenyum puas.
Berarti semua perjuangan ku tdk sia-sia!
Dan aku bisa memeluk erat ‘dia’ dan pengorbanan nya.

Dulu..
Aku selalu membuat ‘dia’ menangis.
Aku selalu membuat ‘dia’ kecewa!

Sekarang tdk akan!
Air mata ‘dia’ begitu berarti,
jika hanya menangis karena aku!
Aku belum merasa pantas untuknya!

Biar aku melakukan ‘sesuatu’ buat ‘dia’
Mempertahankan ‘dia’ dalam hidupku!
Karena aku bukan apa-apa jika tanpa ‘dia’!

for: BS....nun jauh disana

Readmore.....

Jeritan hampa

Rasa ini menjerit..
Hati ini sakit perih tak tampak..
Batin ini bingung tak menentu..

Namun semua tertahan tak dapat menyeruak..
Tak ada yang tau, tak ada yang peduli..
Tak ada yang mendengar jeritan hampa ini..

Disini..
Senja tak menyapa Gunung..
dan hamparan airpun tak mendengar..
Jeritan nada yang terkalahkan..
oleh deburan teriakan ombak menghempas karang..

Aku tertawa dalam kekalutan..
Aku tertawa dalam hinaan diri..
Aku terenyuh diam tak menatap..
Tatapan hamparan lautan kosong dengan patahan harapan..
Aku terdiam membisu hanya dengan air mata..

Readmore.....

Minggu, 01 Mei 2011

Kesesalan

Dan kini aku semakin terpuruk
terporosok di jurang yg dalam
tak ada yg membantu atau menyongsongku
untuk keluar menghirup udara malam


oh tuhan mengapa menjadi seperti ini ?
bukan ini yg kuinginkan
kekecewaan, kekesalan, kecemburuan
rasa iri, dengki, amarah, nafsu dan kebingungan
melainkan suatu sisi yg indah
saat ku bisa membagi diriku dlm dua fase yg berbeda
jika aku telah salah langkah
mohon kau ingatkan aku
jangan kau biarkan aku semakin terpuruk sepi
karna sesungguhnya aku tak tahu ap yg harus kulakukan
hanya melihat, tanpa merasa .
terdengar gemuruh tawa, tanpa meraba
membuatku kosong dlm hampa
itu karma untuk diriku yang tega.
dan kini hanya menanti fajar menyingsing,.
berharap ini hanyalah sebuah mimpi dlm benakku..

Readmore.....

tak kuingin

tak kuinginkan ini terjadi
tak ku ingin kan ini begini
tak kuinginkan ini seperti ini
tapi knpa akhirnya bgini
kau pergi tanpa ada penyesalan
kau tak bilang taupun beri kabar
hanya sebuah tawa yg ku ingat dari mu
dan hnya sebuah derita yg saat ini menghiasiku
ku ingin slalu berasamamu
tak pernah kau ku tinggalkan
tpi ini yg kau mau maka sudah lah
ku hanya bisa ucapkan slmat tinggal

Readmore.....

Rembulan menangis

Disini ada rembulan sedang menangis
Kemuning jatuh menimpa pasir putih
Sedih kusambut malam
sepedih kidung kinanti
Meloloskan diri dari kepungan sepi
Terjerat pada tikaman dusta

Menderu lukaku tiada tertahankan lagi
Bunda…aku ingin di pangkuanmu
Melenakan sebentar
Dari berat jalanku ini
Angin sepoi ringan
mengelupaskan kedukaan
Rembulan di tepian pantai
masih menangis
Pada ombak yang berkejaran
Pada nyiur melambai pelan
Rembulan tersedu di ujung malam
Bertanya pada serpihan karang
Tiada cukupkah kata ampunan dariku
Sementara rembulan
melenggok gemulai
Meninggalkan sejuta pesona nestapa
Sebab cinta tertusuk duri…
Kasih sayang terbelah berserakan
kini berhamburan tiada tertahankan
bagai bunga berguguran..


Readmore.....

Jumat, 29 April 2011

KAU KE JAKARTA UNTUK OPERASI? BULLSHIT KAU ADALAH PENIPU DAN PEMBOHONG, AKU SUDAH TAHU SEMUA.
DASAR PENIPU DAN PEMBOHONG, CUMA MEMANFAATKAN DAN MOROTI LELAKI, DAM FOR ALL, JANGAN PERNAH USIK AKU LAGI, BYE

arghhhhhhhhhhhhhhh......
aduh....
aowww
ya sudah lah

Readmore.....

Kamis, 28 April 2011

Cinta penuh air mata

Bukan aku tega membiarkanmu
Menantikan diriku. . .
Sisi hatiku masih terbagi,,,
antara cinta dan air mata

Bagaimana aku buktikan cinta ku
kepadamu??
Tiada lagi yang tersisa dariku . . .
selain cinta dan tetes air mata!

Tak mungkin aku memilikimu
Karena diriku hanya ilalang kering!!
Meski takdirku bukan milikmu,,
Hanya kau yg mengisi hatiku

Simfoni hati enggan berhenti,,,
mendera dalam hati. . .
Jika ku bisa putar kembali,,,
engkau milikku pasti. . .

Sanggupkah aku mencintaimu?
Walau hanya dengan cinta dan tetes air mata…??!!!

Readmore.....

Akku Merindumu

terhampar rinduku
dalam galau yang tak tentu
seperti terkurung dalam siksa terindah

akku merindukanmu
merindukan perjalanan malam kita
yang panjang tapi tak terasa

akku merindukanmu
merindukan sentuhan lembut
membelai pipiku

akku inginkan kamu
maski ku tau
ini tak lagi mungnkin
bahkan untuk sekedar merindukanmu pun
harusnya tak lagi boleh
karna kau telah memilihnya
menjadi penggantiku
yang kini mengisi relung hatimu

Readmore.....

Sayatan luka

Keterpurukan mendalam dalam lembah hitam
tenggelam dalam derasnya arus perasaan
membawa pergi luka yang tersakiti
melangkah menahan perih yang tak berakhir
tak ada habisnya kau sayat hati ini
dengan belati kau ukir kejenuhanmu
dengan 6 kali ukiran kata sama d tempat yang sama

tak ada habisnya kau hempaskan cintaku
memberi harapan yang tlah pudar
kini hati ini bukan tempat permainan cintamu
aku letih dalam tangis semu
aku lelah dalam penantian tak berujung
tanpa kata kau mulai mnjauh dari cinta ku
kau pergi tanpa ucap
kau biarkan aku pergi membawa pedih
menahan perihnya luka hati
n tangis yg tak bernada

Readmore.....

Senin, 25 April 2011

Batu,pasir dan kerikil

Pada sore hari yang cerah, terjadi perdebatan antara seorang manager finance dengan manager marketing. Persoalan yang dibicarakan sangat sederhana, karena sangat sederhana, kedua manager ini tidak ada yang mau mengalah karena ini menyangkut persoalan kepuasan pelanggan. Dua manager ini saling berdebat tentang apa yang penting untuk pelanggan mereka.

Mendengar perdebatan ini, sang business owner mendekat dan mengajak mereka duduk di sebuah ruangan dan bercerita tentang seorang profesor yang menjelaskan tentang kisah batu, kerikil dan pasir kepada murid-muridnya.Ia memulai ceritanya ….

Ada seorang profesor disebuah universitas pada suatu sore memulai kelas dengan membawa sebuah wadah yang terbuat dari kaca, batu, kerikil dan pasir halus. Saat itu murid-muridnya tidak mengerti maksud sang profesor,hanya mengamati gerak-geriknya saja.Ia mulai dengan mengambil wadah transparan yang terbuat dari kaca, kemudian mulai mengisi wadah dengan batu-batu satu persatu.Setelah hampir penuh ia berteriak kepada muridnya,”sudah penuh?” dengan canda tawa para murid berteriak,”Ya, sudah mulai penuh,” sambil bertanya-tanya apa yang akan dilakukan sang profesor.

Kemudian dia mulai memasukkan kerikil kecil diantara batu tersebut. Sambil bertanya,”sudah penuh?” dijawab oleh para murid,”ya, sudah penuh”.

Kemudian profesor memasukkan pasir halus kedalam wadah tersebut dan menggoyang hingga tercampur antara pasir, kerikil dan batu. Dia menunjukkan wadah yang dipenuhi oleh pasir-pasir halus sambil bertanya,”dimana batu-batuan dan kerikilnya?” para muridnya menjawab,”tidak kelihatan”.

Sang profesor duduk, dan menjelaskan, “batu-batu ini menggambarkan hal-hal yang penting menurut anda seperti, keluarga, ayah, ibu, pasangan hidup anda, kesehatan anda, anak-anak anda dan seterusnya”.”Kerikil ini adalah hal-hal penting kedua yang anda anggap berharga seperti pekerjaan, uang, mobil, rumah dan seterusnya”. Jelas profesor”pasir-pasir halus ini adalah hal-hal kecil lain diluar dari batu dan kerikil dalam hidup anda.” Tambah profesor

“Jika anda memasukkan pasir terlebih dulu, maka, anda tidak punya ruang untuk batu dan kerikil. Semakin anda fokus dengan hal-hal sepele, maka, ruang, energi dan waktu untuk hal yang besar akan habis.” Jelas profesor.

Petanyaan saya, “apa hal yang besar seperti batu dan kerikil untuk finance dan marketing?

Apakah yang diperdebatkan adalah batu dan kerikil atau pasir?” tanya si business owner.Mendengar jawaban dari business owner yang bijak ini, kedua manager ini terdiam, saling menatap dan tersenyum.

“Ya, sebenarnya yang diperdebatkan adalah pasir.” Jawab mereka bersamaan.

Apakah team anda selalu mengutamakan BATU, KERIKIL atau PASIR?

Tahukah anda batu dan kerikil bagi customer anda dan team anda?

Readmore.....

Menyelamatkan Bintang laut

pada suatu pagi seorang kakek berumur sekitar 65 tahunan berolah raga dengan berjalan kaki menyusuri pinggir pantai nan sejuk. Di tengah jalan ia melihat banyak sekali bintang laut terdampar di pantai akibat air laut surut. Ia khawatir bintang-bintang laut itu akan mati jika terjerang sinar matahari terlalu lama.

Ia berusaha memungut bintang laut sebanyak mungkin, lalu melemparkannya ke perairan laut. Sementara itu ada seorang anak kecil terus mengamati apa yang sedang ia lakukan. Kemudian anak kecil itu bertanya, “Kakek. Apa yang Kakek lakukan?”

“Oh, Kakek sedang membantu bintang-bintang laut ini mencapai perairan, supaya mereka tidak mati,” jawab sang kakek menerangkan.

“Begitu banyak bintang laut di sini. Berapa banyak yang bisa Kakek tolong? Apakah pertolongan Kakek bisa menciptakan perbedaan?” tanya anak kecil itu.

Si kakek hanya tersenyum sambil terus memungut dan melemparkan bintang-bintang laut ke perairan. Sebentar kemudian dia berkata, “Pertolongan itu setidaknya akan membuat perbedaan kepada bintang laut ini!”

Pesan:

Kisah diatas menunjukkan bahwa kepedulian kita senantiasa dibutuhkan dan bermanfaat. Apalagi dalam situasi saat ini, ketika jumlah penduduk miskin semakin bertambah akibat bencana alam yang bertubi-tubi, inflasi, dan yang terbaru kenaikan harga beras. Kepedulian kita sangat dibutuhkan untuk membantu meringankan penderitaan rakyat.

Sejatinya sekecil apapun yang mampu kita berikan secara eksplisit berorientasi kepedulian yang besar kepada masyarakat yang sedang ditimpa kemalangan. Sesederhana apapun bentuk kepedulian kita pasti mendatangkan kebaikan kepada diri kita sendiri maupun orang yang menerima dengan cara yang tidak terduga. Terlebih jika berbagai bentuk kepedulian itu terus menerus dilakukan, maka lambat laun akan tercipta perubahan besar dalam kehidupan kita.

Seandainya masyarakat yang mampu semua peduli kepada kemiskinan dan penderitaan yang menimpa sebagian besar rakyat, pasti terkumpul milyaran rupiah setiap bulan untuk mengerakkan dan meningkatkan ekonomi atau meringankan penderitaan mereka. Seumpama seluruh pejabat dan wakil rakyat mempunyai hati nurani dan peduli terhadap penderitaan rakyat, pasti tak akan ada uang rakyat yang habis diselewengkan untuk kesenangan mereka pribadi.

Kalau saja semua orang terketuk hatinya untuk peduli pada kelestarian alam hutan-hutan di Indonesia dan tidak memikirkan keuntungan diri sendiri semata, pasti bencana alam longsor, banjir dan lain sebagainya dapat dihindari. Setidaknya tak akan jatuh korban lebih banyak dan jumlah masyarakat terbantu akan lebih banyak dibandingkan jika tak ada sedikitpun kepedulian itu. Bukankah begitu besar perbedaan yang terjadi, bila masing-masing diantara kita mempunyai kepedulian?

Readmore.....

Minggu, 24 April 2011

Semangat mbah sarwi

Kukenal Mbah Sarwi sebagai pedagang sayur di Pasar Minggu.Aku memang sering berbelanja sayur ke sana, sembari perjalanan pulang dari Jakarta ke Depok.

Usianya mungkin sekitar 65 tahun. Tubuhnya ringkih dibalut kain kebaya. Memang tampak sederhana karena Mbah Sarwi tidak memiliki perhiasan yang layak untuk dipamerkan. Kalaupun ada yang berharga, hanyalah sepasang anting emas di telinganya. Sementara ditangan kirinya terjuntai dua buah gelang karet berwarna kuning.

Tapi aku sangat menghormatinya karena Mbah Sarwi adalah guruku: Guru yang membukakan mataku tentang sisi lain kehidupan, mengajariku tentang arti kepasrahaan kepada Tuhan juga semangat pantang menyerah. Biasanya aku hanya memberikan uang kepada Mbah Sarwi, sembari mengatakan rencana sayur yang akan kubuat. Dengan cekatan beliau memilihkan sayur kepadaku.

Pernah aku bertanya, apakah Mbah Sarwi tidak merasa takut bersaing dengan supermarket, hypermarket bahkan pedagang lain yang menjadi saingannya? Beliau hanya menjawab bahwa rizki kuwi wis ono sing ngatur, ono dino yo ono upo. Pernah sesekali aku berpandangan negative bahwa mungkin sikap beliau adalah cermin sebuah keterbelakangan, moral peasant. Menurut Samuel W. Popkin (?), seorang petani lebih bodoh dari buruh, sehingga dianalogikan bahwa petani akan berteriak adanya banjir apabila air telah mencapai leher. Dan Mbah sarwipun mungkin baru akan menyadari kekeliruannya setelah modalnya habis dan bangkrut.

Akan tetapi sekitar dua tahun aku berlangganan, tidak kutemukan sebuah kemunduran. Bahkan kini Mbah Sarwi bisa membeli sebuah timbangan. Biasanya beliau meminjam timbangan dari pedagang sayur disampingnya. Beliau juga berceritera bahwa beliau habis menjenguk keluarganya di Madiun, karena cucunya dikhitan. Dan beliau merasa bersyukur karena Tuhan terus memberikan berbagai kebahagiaan di penghujung usianya.

Jawaban-jawaban Mbah Sarwi memang membuatku mati langkah. Kepasrahannya kepada Tuhan, mengalahkan ceramah para agamawan yang kadang harus menetapkan tariff bagi mereka mengundangnya. Kegigihannya dalam berusaha, mengalahkan kaum pengusaha yang terbukti hanya bisa menjual lisensi dan praktek monopoli.

Hukum Tuhan memanglah misteri. Orang yang kita pandang lemah, justru sebenarnya adalah orang yang kuat. Banyak orang kaya yang justru merasa khawatir tentang hartanya serta banyak orang berilmu merasa khawatir akan wibawanya.

Readmore.....

Makam Kaisar Caligula Di Temukan

Caligula dikenal sebagai kaisar Romawi yang kejam. Bagi anda yang masih ingat, sosoknya pernah dibuat film (hanya untuk dewasa) pada tahun 1979, dibintangi oleh Helen Mirren, Peter O’Toole and Malcolm McDowell.

Dalam sejarah, kekejaman dan kegilaannya ditunjukkan dengan meniduri adik kandungnya sendiri, membunuh beberapa orang yang dicurigai dan mengubah istana sebagai bordil. Ia sendiri dibunuh dengan brutal oleh budaknya pada umur 28.

Minggu lalu, kepolisian Italia mengklaim telah menemukan makam Caligula. Makam tersebut dipercaya terletak di Danau Nemi, wilayah selatan Roma tempat kekaisaran Romawi pada masa Caligula memiliki villa.

Klaim tersebut muncul menyusul penangkapan seorang perompak makam yang akan mencuri patung dari makam. Karena patung terbuat dari marmer Yunani, bermahkota dan jubah, maka polisi memercayai itu berasal dari makam Caligula.

Patung Caligula yang hendak dicuri tampak mengenakan caligae, sepatu boot kecil militer Roma. Nama Caligula, yang sebenarnya adalah Gaius Julius Caesar Augustus Germanicus, diambil dari nama sepatu itu.

Meski polisi yakin itu adalah makam Caligula, namun profesor sejarah Cambridge University, Mary Beard meragukannya. Ia menulis di The Times of London bahwa tidak mungkin Caligula memiliki makam di Danau Nemi, meski benar bahwa kekaisaran Roma memiliki villa di sana.

Kaisar caligula dilahirkan pada 31 Agustus 12, Bilau naok tahta pada tahun 39 sampai dibunuh oleh serdadunya yang berontak pada tanggal 24 januari 41

Ayahnya Germanicus meninggal dunia pada tahun 19 di wilayah Timur dalam keadaan mencurigakan. Ibunya Vipsania Agrippina maior, yang bertahun-tahun membela suaminya yang dibunuh dan akhirnya menuduh Tiberius akhirnya dibuang oleh Tiberius dan tewas kelaparan. Lalu Tiberius juga menyuruh membunuh kedua kakak Caligula (Nero dan Drusus). Caligula sendiri tidak dibunuh oleh Tiberius karena ia masih muda. Kala itu Caligula harus secara terpaksa hidup dengan pamannya; Tiberius di capro

Sudah jelas Caligula menderita pada masa kecilnya. Oleh karena itu salah satu perintahnya ketika menjadi kaisar ialah mengambil abu ibunya dan diarak pada sebuah kereta mengelilingi Roma. Lalu ia memerintahkan untuk mencetak uang koin demi memperingati peristiwa ini (MEMORIAE AGRIPPINAE – mengingat Agrippina). Abu kedua kakaknya dan ayahnya juga diambilnya.

sumber:Kompas dan Wekopedia Indonesia

Readmore.....

Sabtu, 23 April 2011

Tanya hatiku

Tuhan tolonglah
Hapus dia dari hatiku
Kini semua percuma
Tak kan mungkin terjadi
Kisah cinta yang selalu aku banggakan


Kau hempas semua
Masa yang tercipta untukmu
Tanpa pernah melihat
Betapa ku mencoba
Jadi yang terbaik untuk dirimu

Oh mengapa tak bisa dirimu
Yang mencintaiku tulus dan apa adanya
Aku memang bukan manusia sempurna
Tapi ku layak dicinta karena ketulusan
semua sudah aku korbankan untukmu
Kini biarlah waktu yang jawab semua

Tanya hatiku..

Tanpa pernah melihat
Betapa ku mencoba
Jadi yang terbaik untuk dirimu

Waktu yang jawab semua
Tanya hatiku..

Readmore.....

Jumat, 22 April 2011

Harvey Malaiholo - Jerat (HQ With lyrics)



Readmore.....

Trie Utami - Aku Cemburu



Readmore.....

Jalan Salib

Menjelang tengah malam,
Konspirasi tercipta !
Sang Anak Manusia ditukar 30 keping logam perak
Begitulah .......

Dini hari mencekam
Menghantarkan kegalauan
Bermuara kepasrahan
Penuh utuh
Bahwa piala tak mungkin lalu kecuali harus diminumNya

Waktu terus merambat,
Proses rekayasa semakin sempurna
Sampai .......
Tiba saatNya dicambuk
Tiba saatNya didera
Tiba saatNya memanggul salib
Tiba saatNya dipaku
Tiba saatNya disalibkan
Dan ........
Tiba saatNya meregang nyawa

Demikianlah
Kulminasi kasih setia telah ternyatakan
Bagi penebusan dosa
Umat manusia


Readmore.....

Salib itu

Lihat kayu itu dipanggul
Rasakan Tubuh itu disesah
Bayangkan Kepala itu dimahkotai duri
… Namun piala tetap diminumNya

Lihat Tangan dan Kaki itu direjam
Rasakan Tubuh itu terpaku di salib
Bayangkan Badan itu dihujam tombak
… Namun lakon terus berlanjut

Lihat deraan lahir menusuk jiwa
Rasakan cercaan menerpa batin
Semua begitu memilukan
Semua begitu menyayat
Semua begitu mengiris
Terurai dalam
Ketulusan
Kepasrahan
Kelembutan
Ketegaran
Melampaui segala bentuk keakuan
Citra Teladan menyemat
Dalam wujud Junjungan Manusia
Gusti Pangeran ingkang Kuasa
Yesus Kristus

Readmore.....

Kamis, 21 April 2011

Somebody said, “Problems are opportunities in unattractive package“, and I agree with that but more prefer to use this sentence, “Blessings are comes both in unattractive and attractive package“. Blessed those who catch all opportunities as path of abundant blessings.

Readmore.....

If

If I stay here

Not reach you yet

Not to set you a part

If I still stay here

Not run to keep you near

Just on my respect to you

Give you space you longing for

Give you trust you dreaming on

Give nothing for something

Not something for nothing

Readmore.....

Karena KAU ku cinta

Bila pagi menjelang
‘Ku buka jendela
Sambut hari baru
Sambut berkat baru
Ku bersujud pada-Nya
Limpah dengan syukur

‘Ku dengar Dia berbisik

“Anak-Ku Kau ‘Ku cinta!”

Kusenandungkan lagu
Lagu tentang cinta
Cinta Tuhan padaku

Di pagi yang cerah
Kunyanyikan tak henti

Hingga akhir hari
Terima kasih Tuhan
Kar’na aku Kau cinta!

Readmore.....

Rabu, 20 April 2011

Cepet Sembuh ya sayang....!!!!

Readmore.....

Sabtu, 16 April 2011

Birunya langit hari ini

If you look up at the sky after falling down, the blue sky is also today stretching limitlessly and smiles at me…

Yeah.. I’m alive!

Birunya langit hari ini mengajariku akan suatu hal, segalanya akan selalu berganti seperti indahnya langit hari ini, sebelumnya aku melihat mendung menutupi hamparan luas perkamen langit, namun angin mematuhi melukis takdirMu mengganti kelabunya langit mejadi biru nan elok, langit membiru seolah menitipkan senyuman matahari, mereka ingin kita selalu tersenyum, tersenyumlah untuk sekarang dan nanti sampai waktu cukup untuk melepas kita pergi, karena dengan senyuman segala hal yang menyiratkan kesedihan akan berangsur menghilang dan membuat segalanya terasa lebih mudah, kala kesedihan itu menghampiri ingatlah setiap kebahagiaan yang kita terima selama ini, bukankah porsi kebahagiaan lebih banyak dibandingkan kesedihan, lalu apa lagi yang kita risaukan? Karena setiap kesedihan atau kebahagiaan akan segera berakhir dan berganti dengan peristiwa lagi, sebuah proses pembelajaran untuk memahami mengapa kita hidup saat ini.

Aku berjalan hanya dengan mata hati, bernafas hanya dengan tekad, aku mendaki penuh dengan teka teki, dimanakah matahariku?

Matahariku selalu bersinar, namun makna sinarnya hanya mengenai mereka yang mau membuka diri, meskipun cahayanya seolah menerpa setiap insan di bumi ini, tapi tiap tiap yang menerima berbeda mengartikannya, ada yang bingung mengapa matahari ini kadang bersinar kadang redup, ada yang sedih kenapa matahari redup hari ini, ada yang risau akankah dapat melihat lagi indahnya matahari hari ini, dan ada pula yang berfikir mengapa matahari tidak pernah lelah bersinar? Kita berada dimana, kita berhak memilih.

Matahariku selalu bersinar, takdirnya memberi arti kehidupan ini, aku pun ingin seperti dia dengan segala kemampuan yang aku miliki saat ini, berusaha memberi arti, bukankah kita terlahir di dunia ini adalah dengan takdirNya, dan kita terlahir di dunia ini bukan tanpa tujuan melainkan membawa pesan- pesan Tuhan, hidup ini pilihan, dan aku telah putuskan, pilihan yang wajib aku perjuangkan. Aku dalam masa proses, tapi keyakinanku sangat kuat, aku harus berjuang kawan, kamu bisa aku pun bisa!

Bila Aku jatuh nanti, Aku siap Melompat lebih Tinggi.

Tetap Semangat dan Hadapi setiap Episode Hidup dengan Senyuman :-)

Everyone feels pain

But surely, after suffering satisfaction will arrive

Step by step, I want find that light :-)

Readmore.....

Ikhlas itu indah

Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.

Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.

Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.

Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.

‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).

sumber : ferdiansyah http://inspirenight.blogspot.com/2010/09/ikhlas-itu-indah.html

Readmore.....

Orang tua TERBAIK

Awalnya aku iri padamu kawan. Aku iri pada semua anak di dunia yang memiliki orang tua yang menyayangi anaknya dan selalu ada waktu untuk keluarganya.

Bisa mengobrol dangan ayah itu pasti asyik. Atau bisa curhat pada ibu juga pasti lebih melegakan daripada curhat kepada teman.

Tetapi tidak dengan orangtuaku. Ya, orangtuaku. Mereka adalah manusia super sibuk. Ibuku setiap pagi harus pergi mengajar anak anak lain sepertiku, dan pulang di siang hari. Dan malamnya ia pakai untuk mengerjakan tugas tugasnya sebagai guru, memeriksa tugas dan ulangan mereka. Dan sisa waktu luangnya ia gunakan untuk meregangkan otot ototnya.

Tidakkah ia ingat denganku yang masih remaja dan membutuhkan perhatian lebih? Aku ini remaja labil kawan, sedikit di sentuh langsung terjatuh. Aku butuh ibu yang bisa mendengarkan semua cerita dan keluh kesahku. Dan yang lebih menyakitkan bagiku adalah ketika aku melihat ibuku sedang mengajar anak anak sepertiku, ia terlihat begitu perhatian kepada anak anak itu. Tetapi tidak denganku. Ya , tidak denganku.

Terlebih lagi ayahku, ia lebih sibuk dari ibuku. Ia terkadang pergi di pagi buta dan pulang malam hari. Atau terkadang pulang sore hari atau siang hari, atau … ah sudahlah tak akan kutuliskan jadwal keseharian ayahku karena aku pun tidak mengerti dengan jadwal ayahku yang tidak tentu itu. Mengingat pekerjaanya sebagai salah satu orang yang berwenang di perusahaannya dan tidak memiliki waktu yang mengikat, dan mengingat perannya yang cukup penting di masyarakat membuatnya harus selalu menyediakan waktu untuk masyarakatnya. Lalu sisa waktu luangnya di rumah ia gunakan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Maka di rumah ia hanya duduk di depan laptop hitamnya atau tidur untuk meregangkan otot ototnya. Ketika aku mencoba mengobrol dengannya, iya hanya menjawab “hmm” lalu beberapa saat diam, lalu berkata “tadi bilang apa?’ lalu sibuk mengetik dan manatap layar kaca laptopnya.

Kawan, sakali lagi kukatakan padamu, aku ini remaja labil. Aku butuh seorang lelaki yang bisa membuat aku tertawa dan melupakan tumpukkan tugas dan pr dari sekolahku untuk beberapa saat.

Ya, aku iri padamu kawan. Sampai suatu saat ketika sebentar lagi umurku akan merubah statusku. Dari remaja menjadi dewasa. Sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesis. Kira kira berapa umurku saat itu? Yap. 16 tahun kawan.

Saat itu, saat aku berusia 16 tahun. aku bicara dengan ayah dan ibuku. Kali ini kami saling menatap wajah, aku mengobrol banyak hal pada mereka. Aku tanyakan semua pertanyaan yang selalu kupendam selama ini. Rasanya nyaman kawan. Nyaman sekali rasanya bisa mengobrol dengan ayah dan ibu, tetapi, walaupun aku senang, saat itu aku melihat wajah ayah dan ibuku dengan seksama. Kau tau kawan? Mata mereka kini tidak lagi cerah seperti dulu, matanya menyiratkan kelelahan, kulit mereka tidak lagi segar, kini mulai tumbuh keriput keriput kecil di sisi mata kanan dan kirinya.

Ya Allah, saat itu aku berpikir… apakah wajah kelelahan itu untukku? Ya kawan, semuanya untukku. Setiap hari mereka berjuang untukku, berjuang agar aku bisa sekolah dan menabung untuk uang kuliahku. Dan karena aku tidak menyadari semua itu, aku biarkan ayahku mengambil rapor sekolahku dengan nilaiku yang tidak memuaskan. Tapi apa katanya kawan? “tak apa apa nak, masih ada semester depan, belajarlah yang rajin ya” ya, itulah yang ia katakan. Ia selalu memotivasiku.

Maka pantaskah aku berharap untuk dibuat tertawa oleh mereka? Pantaskah aku jejali hari hari melelahkan mereka dengan cerita ceritaku yang membosankan? Seharusnya aku yang membuat mereka bahagia dan membuat mereka tertawa. Ya, aku seharusnya berpikir lebih dewasa. Ayah, ibu, maafkan aku.

Dan detik itu juga kawan, aku tidak berpikir bahwa aku iri padamu, tapi aku bangga karena aku punya orangtua terbaik di dunia.

Readmore.....

Kamis, 14 April 2011

Kisah cinta

Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak ada CINTA, kesedihan, kegembiraan, kekayaan, kecantikan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.

Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik membasahi kakinya.

Tak lama CINTA melihat kekayaan sedang mengayuh perahu, “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!,” teriak CINTA “Aduh! Maaf, CINTA!,” kata kekayaan “Aku tak dapat membawamu serta nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” Lalu kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!,” teriak CINTA. Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan CINTA. Air semakin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama lewatlah kecantikan “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!,” teriak CINTA “Wah, CINTA kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu pergi. Nanti kau mengotori perahuku yang indah ini,” sahut kecantikan. CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat kesedihan “Oh kesedihan, bawlah aku bersamamu!,” kata CINTA. “Maaf CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..,” kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara “CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!” CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. CINTA segera bertanya pada penduduk pulau itu. “Yang tadi adalah WAKTU,” kata penduduk itu “Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong” tanya CINTA heran “Sebab HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU”

Readmore.....

Nyanyian Ombak

Deburanmu wahai ombak membuat hatiku terhenyak
Apakah engkau peduli hati seseorang ...wahai ombak
Engkau tidak sadar dan tidak mau tahu apakah orang terluka
atau tidak, engkau tetap bergerak bergulung-gulung.....


Deburanmu merupakan nyanyian hatimu
Apakah sama dengan nyanyian hatiku....
Ku tahu jawabannya pasti.... tidak.
Nyanyianmu deburanmu, nyanyianku curahan hatiku
Oh ombak teruslah berdebur sampai pantai.....
Hempaskan buihmu... hempaskan bebanmu
seperti hatiku.... menghempaskan perasaanku padanya.....

Ombak engkau sekarang pasti mengerti
mengapa aku memandangmu...
karena aku tahu engkau adalah pribadimu
yang tak peduli siapapun ada didepanmu....
akan engaku hempaskan, begitu juga diriku....
oh ombak bernyanyilah untukku
seperti engkau hempaskan dirimu di pantai......

Readmore.....

Rabu, 13 April 2011

Cahaya ku

Sekuat apapun pohon itu tegak berdiri
Perlahan ia pun akan tumbang
Termakan oleh usia atau hempasan angin kencang
Yang menggoyahkan akar-akar di bawahnya …

Ketika saat itu terjadi
Tak pernah kita bayangkan
Betapa hidup ini adalah untuk sementara saja
Atas apapun yang telah menjadi kehendak-Nya …

Ya Allah, Kau cahaya di atas cahaya
Kau telah tentukan sebelumnya, apa yang belum kami rasakan
Ku coba tuk terus bertahan
Dalam menghadapi segala cobaan-cobaan-Mu …

Dan kami semua tahu
Kami hanyalah hamba-Mu
Yang penuh dengan segala kelemahan dan kekurangan
Sujud kami mengharap pertolongan dari-Mu …

Ya Allah, detik-detik yang Kau ciptakan dalam perjalanan kami
Kami yakin bahwa kan ada hikmah di balik semua itu
Semoga kami bisa bersabar dan berlindung pada-Mu
Tuk selalu mencari cinta, kasih -Mu di dunia ini … (Amin)

Readmore.....

Senandung embun

Tik tik gerimis
ada yang bersenandung di tengah rinai
di balik batu – batu kali
ada yang menari
di antara senandung hati

Angin masih berirama
di sela daun – daun kelapa
menyusup penat jiwa
jiwa yang ingin tertawa

Di jendela nako tua
tetes – tetes embun jatuh perlahan
tetap berirama
senada gerimis di luar sana

Kabut merimba di senja
menggores tentram langit jingga
burung camar enggan berirama
ada kabut di langit sana

Sekelebat bayang wajah di antara embun
menggugah jiwa yang melayang dalam lamunan
bukan, bukan wajahnya yang aku ingin
dengan diam coba kuhapus
sakit sesak di dada
tetap tak kuingin

embun, lukis wajahnya
wajahnya yang ada di hatiku
bukan dia, bukan kabut

Readmore.....

Selasa, 12 April 2011

Cermin diri

Dahulu di sebuah desa kecil jauh, ada tempat yang dikenal sebagai rumah 1000 kaca. Anjing kecil yang bahagia mengetahui tempat ini dan memutuskan untuk mengunjungi. Ketika ia tiba, ia melompat gembira menaiki tangga ke pintu rumah. Ia melihat melalui pintu sambil telinganya mengangkat tinggi dan ekornya bergoyang-goyang.

Sangat mengejutkan, ia melihat ada 1000 anjing kecil lain sedang mengibaskan ekor sepertinya. Ia pun tersenyum dengan hebat, dan ajaibnya yang dilihatnya justru ada 1000 anjing yang tersenyum hangat dan ramah seperti dirinya. Saat ia meninggalkan gedung itu, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang indah, aku akan kembali dan sering mengunjunginya."

Di desa yang sama, ada anjing kecil lain yang tidak begitu sesenang dengan yang pertama, namun memutuskan untuk mengunjungi rumah 1000 kaca. Dengan perlahan-lahan, anjing yang kedua ini pun menaiki tangga dan menunduk rendah sambil menatap pintu. Ketika ia melihat ke dalam ternyata ada 1000 anjing yang tampak tidak ramah menatap ke arahnya, ia menggeram pada mereka dan merasa ngeri melihat 1000 anjing kecil menggeram ke arahnya. Saat dia pergi meninggalkan gedung, ia berpikir, "Ini adalah tempat yang mengerikan, dan aku tidak akan pernah kembali ke sana lagi."

Seluruh manusia di dunia ini adalah cermin bagi diri Anda. Refleksi apa yang ingin Anda lihat dari orang-orang yang Anda temui? Orang-orang tersenyum kepada Anda atau justru Anda melihat wajah-wajah yang memperlihatkan bahwa mereka sedang mengalami banyak masalah dan beban?

Untuk memiliki wajah yang selalu memancarkan sukacita, Anda harus memiliki hati yang selalu bersukacita. Hati adalah sumber dari mimik wajah yang akan Anda perlihatkan kepada orang lain. Ketika Kristus tinggal di dalam hati Anda maka Anda akan dapat selalu bersukacita dalam segala situasi dan kondisi.

Orang yang di dalam hatinya ada Tuhan Yesus, wajahnya selalu berseri-seri.

Readmore.....

Minggu, 10 April 2011

KODOK yang gembira

Kodok dan Puru ialah dua ekor katak yang tinggal di tepi sebuah kolam yang cantik dan nyaman. Tengahari itu seperti biasa kedua-duanya ekor katak tersebut menunggu di atas daun pokok lili yang terapung di permukaan air. Tujuan mereka adalah untuk menangkap serangga yang terbang di situ sebagai pengisi perut. Tiba-tiba seekor lalat terbang melintasi Kodok. Sepantas kilat, Kodok menangkap lalat tersebut dengan menggunakan lidahnya yang panjang.

"Hmmmmm…yummy…sedapnya!" kata Kodok.


Tidak lama kemudian, Puru juga dapat menangkap seekor lalat yang terbang melintasinya. Dia menelan lalat yang ditangkapnya itu dengan muka yang kelat dan masam.


"Huh…lalat kurus. Rasanya juga meloyakan!" Puru merungut.


Tengahari itu, Kodok berjaya menangkap beberapa ekor lalat yang baginya semuanya lazat belaka. Sementara itu, Puru hanya membiarkan lalat-lalat berterbangan melintasinya kerana baginya lalat-lalat tersebut tidak menyelerakan.


"Puru, sungguh indah tempat ini kan? Banyak lalat yang lazat, suasananya juga aman dan damai. Perut aku dah kenyang. Aku rasa nak tidur sekejap di atas daun lili ini sambil menikmati kehangatan sinaran matahari sebelum ia terbenam" kata Kodok dengan perasaan gembira.


"Pada aku, tempat ini sangat jelek. Lalat di sini kurus-kurus belaka. Aku rimas tinggal di sini, panas!" kata Puru dengan nada yang tidak puas hati.


Malam itu, bulan mengambang penuh. Kodok menyanyi dengan riang untuk menyatakan kesyukurannya tinggal di situ. Kawan-kawannya tumpang sekaki meraikan kebahagian dan kegembiraan yang dikecapi oleh Kodok.


"Gendang gendut tali kecapi, kenyang perut suka hati….."


Berlainan sekali dengan Puru, dia duduk di satu sudut sambil merungut tak habis-habis. Geram hatinya melihat Kodok yang riang gembira menyanyi bersama kawan-kawan sedangkan dia duduk keseorangan. Lebih parah, perutnya terasa pedih kerana kelaparan.


Cerita di atas mengisahkan bagaimana dua ekor katak, Kodok dan Puru tinggal di tempat yang sama, makan makanan yang sama tapi mengalami situasi kehidupan yang berbeza - seekor gembira dan seekor lagi asyik merungut. Apa yang membezakan dua ekor katak tersebut ialah Kodok sentiasa rasa bersyukur dan redha dengan apa yang diperolehinya sedangkan Puru pula sentiasa merasa tidak puas hati dan tidak bersyukur.


Like Kodok, if we feel gratitude for our blessings, more good things will come our way. Our good feelings attract more good back to us. This is the Law of Attraction.


Sebagai contoh, jika kita ingin mendapat wang yang lebih, bersyukurlah dengan gaji yang kita dapat sekarang walau sekecil mana pun ia. Be happy, be grateful, be positive and don't complain. All these positive feelings will attract more good back to us!. Sebaliknya, jika kita fokus kepada gaji kita yang sedikit, asyik merungut tak habis-habis dan tidak bersyukur, segala kebaikan akan menjauhi kita.


Sekiranya kita ingin suami atau isteri lebih menyayangi kita, bersyukurlah dengan apa yang ada pada diri pasangan kita. Redha dan terima kelebihan dan kekurangannya. Hargai pasangan kita walaupun sekecil mana sekalipun kebaikan yang dilakukannya terhadap kita. Kita akan mendapati bagaimana sikap-sikap yang positif ini akan mengubah hubungan kita ke arah yang lebih baik.


Cari cara-cara yang kreatif untuk menyatakan kesyukuran dan penghargaan dalam setiap perkara yang kita lakukan setiap hari. One of our basic needs is the desire to feel appreciated. Semakin kita menghargai isteri atau suami kita, semakin dia berkeinginan untuk melakukan sesuatu yang menggembirakan kita. This attraction also works in every area of our life - the financial, spiritual, emotional and even physical dimensions.


Mulakan hari ini dengan penuh kesyukuran walaupun mungkin hari ini tidak secerah seperti yang kita harapkan. Menjelang malam sebelum tidur, teliti semula segala kebaikan yang kita dapat atau terima sepanjang hari dan bersyukurlah.. berterimakasih dan menghargai setiap kebaikan yang kita terima daripada isteri/suami, anak-anak, kawan-kawan, persekitaran malah sesiapa saja dan yang paling penting, berterimakasihlah kepada Allah.


May be we can ask these questions to ourselves before we sleep tonight…
• Do I feel thankful for my blessings?
• Do I express my gratitude to others when they brighten my day?
• How can I incorporate more gratitude into my daily life

Readmore.....

Jumat, 08 April 2011

Apakah kau makan dengan baik? Kau terlihat sangat kurus sekarang bila dibandingkan dengan yang terakhir kulihat.....hatiku seperti tercabik

Readmore.....

Putriku

Putriku....
Menjelang engkau dewasa
Pintallah benang-benang keimanan
untuk pakaian keseharianmu
Sebutlah nama Tuhanmu
Dalam setiap tarikan nafasmu
Agar engkau selamat, tidak diperkosa dan dianiaya
Oleh kaum durjana, kaum jin, kaum iblis yang angkara
Dan tidak diperdaya situasi zaman
yang memang sudah gila tak kenal iba

Lindungilah
Tabir kesucianmu
dengan sifat malu dan dengan benteng Ilahi
yang berwujud pesona cahaya
yang terpancar dari senyummu

Kelak, jika tiba masamu
pilihlah suami yang baik, bersahaja,
tidak kaya, tidak miskin,tapi agungkan doa
mengagungkan alkitab
fasih mengumandangkan kebenaran dan keadilan,
setia dalam cinta,
setia dalam suka dan duka, dan
setia dalam menjaga keluarga
dari hal-hal yang tidak direlakan Tuhan

Lantas lahirkan dari kesucian rahimmu
seribu generasi teladan, seribu generasi pilihan
yang terukir dengan standar alkitabiah

Akhirnya, jadilah engkau seorang ibu sejati
sepanjang hayat masih dikandung badan
hingga pada saatnya, di akhir masa nanti
Engkau akan dikenang sebagai mentari sejati
bagi peradaban umat manusia ini
Putriku, camkan nasihat ibumu yang tulus murni.

Readmore.....

Kamis, 07 April 2011

Cinta

bila cinta adalah nafas
aku ingin hidup seabad
bila cinta adalah keindahan
aku ingin slalu memandangmu

bila cinta adalah luka
aku takkan pernah peduli betapa sakitnya

aku ingin terus mencintaimu
tak pernah peduli seberapapun pahitnya

bila cinta adalah air mata
aku akan tetap tersenyum
agar kamu tahu
aku begitu tulus menyayangimu…..

Readmore.....

Nikmati saja apa adanya

Semakin difikirkan semakin rumit dan yang difikirkan benar tidak selalu benar, analisa ngarol ngidul tak kunjung selesai membuat semuanya tampat sangat rumit. Hidup Indah yang didambakan semakin pudar dengan terlalu banyak urusan yang tidak perlu.
Semua ada waktunya, langkahpun ada hitungannya sehingga menghasilkan irama perjalanan yang harmonis.. Dorongan Ego selalu menekan dan memaksa, lupa akan tubuh yang semakin rentan..sebenarnya sudah berteriak… STOPPP….

Akhirnya sampai pada sebuah titik berhenti sejenak, menghentikan semua lamunan, khayalan, angan-angan yang membuat pusing kepala. Hidup untuk mencari kebahagiaan dan bahagia itu sebenarnya sangat dekat…hanya sering dicari ditempat yang sangat sulit dan sangat jauh…Kebahagiaan selalu ada bersama waktu, langkah dan nafas..tinggal Nikmati saja apa adanya…

Readmore.....

Perpisahan Termanis

Dulu aku datang dengan segudang asa

kini aku harus pamit untuk menjemput impian

Tak ada yang abadi di dunia

Segalanya mesti berubah

Terima kasih sudah menjadi teman baiku

Terima kasih sudah menjadi sobat karibku

Terima kasih sudah menjadi bagian dari jalan hidupku

Maafkan semua kesalahanku

Maafkan segala kekuranganku

Tak ada yang mesti ditangisi

Karena aku tidak akan jauh

Teman, sahabat, tetaplah mengingat setiap kenangan indah yang telah kita lewati

Lupakan kepahitan atas kesalahpahaman kita..

Sampai Jumpa dilain waktu

Readmore.....

Selasa, 05 April 2011

Jendela Rumah sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunua yang ada di kamar itu.

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama saru jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

“Di luar jendela, tampak sebuah teman dengan kolam yang indah, itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemangdangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas.Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari, satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi,perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawar lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti semua kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan di dunia luar melalui jendela itu. betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

“Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” Kata perawat itu.

Renungan :
Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam seetiap langkah manusia. Ucapan-ucapan yang bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemuraman, namun. Menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Readmore.....