. My Home: Malam ini, Ada 1 Laki-Laki Menangis Karena CINTA

Minggu, 23 Januari 2011

Malam ini, Ada 1 Laki-Laki Menangis Karena CINTA

Surat dari NN

Seorang laki-laki sederhana sepertiku hanya menginginkan dua hal dari cinta : KEJUJURAN dan KEPERCAYAAN. 2 hal yang kuharap ada padamu saat aku memintamu sebagai kekasih. Kurasa, 3 bulan perkenalan bukanlah waktu yang singkat untuk menyatakan cinta. Kuungkapkan siapa diriku sejak awal, sebagai orang biasa yang punya keinginan tak terbilang untuk mengartikan cinta dalam segala rupa. Aku bersyukur kau menerimaku tanpa syarat. Aku begitu bungah dan mulai memintal mimpi menjadi keyakinan; muara cinta kita adalah PERNIKAHAN!

Jalan lapang telah Tuhan bentangkan dihadapan kita, restu keluarga membuka satu demi satu sekat yang sempat membuatku ragu untuk melangkah. Kau berubah, dengan kesadaranmu - kau mempersiapkan diri untuk menjadi ibu yang baik kelak. Aku begitu bersemangat menjalani hari, keseharian yang dulu tawar kini seriuh pelangi selepas hujan. Aku telah menemukan sejatinya hidup; MENCINTAI dan DICINTAI!

Semua telah disiapkan, hari pernikahan telah diputuskan : AGUSTUS 2011! Catering dengan menu menggugah selera telah dipesan. Gedung megah telah dibayar untuk resepsi kita. Gaun yang akan merubah kita menjadi raja dan ratu sehari telah dirancang. Bulan madu sederhana di kampung telah direncanakan. Undangan dengan foto NARSIS kita telah dicetak dan kado dari orang tuamu, sebuah rumah mungil di tepi danau sudah menanti kedatangan kita. Kegembiraan apa lagi yang bisa aku dustai?

Kau tahu, lebaran kemarin adalah moment terindah dalam sejarah hidupku. Keluarga kita saling bersilaturahim, tak ada canggung dan rikuh, seolah semua sudah saling mengenal cukup lama.

Dan kejutan akhir tahun - saat aku berkesempatan melihat negeri seberang selama satu bulan, kutandai sebagai rejeki sekaligus ujian untuk memantapkan cinta kita. Sehari menjadi begitu panjang selama disana, perbincangan kita di telepon berjam-jam tak mampu menguapkan rindu dari hatiku. Dua minggu setelahnya, kau mulai merasa kesepian, sesepi hatiku di negeri orang. Kuijinkan kau membuang sepimu dengan bercengkrama dengan teman karibmu yang juga kukenal. Aku hanya ingin kau bahagia, itulah sejatinya makna cintaku padamu. Aku berharap, saat kupulang, kesepianmu akan lenyap bersama hadirnya aku.

Aku pulang, dengan sambutan dinginmu. Kau sedang sakit saat itu dan aku memakluminya. Kutunggu satu-dua hari sampai kau sehat. Aku begitu rindu padamu, beribu cerita tentang keindahan negeri orang seperti kisah 1001 malam yang ingin kubagi denganmu. Tapi aku harus kecewa..kau berubah tanpa kutahu sebabnya.

Tak kudapat jawaban mengapa kau berubah, keinginan tulusmu untuk menjadi ibu bagi anak kita lenyap tanpa kutahu siapa yang mencurinya darimu. Aku pertanyaan kembali makna kejujuran dan kepercayaan padamu. Jawabanmu membuatku seperti pria tanpa harga diri; AKU TAK YAKIN BISA HIDUP DENGANMU DENGAN PEKERJAANMU YANG SEKARANG, APA KAU BISA MENCUKUPIKU SEPERTI SELAMA INI AKU HIDUP?

Aku tak punya jawaban untuk itu, kau sudah tidak mempercayaiku sebagai laki-laki yang bisa memberimu kebahagiaan. Aku sudah kau kalahkan!

Pake, Simbok, selain 17-an di kampung takkan ada keriangan di rumah kita pada bulan Agustus nanti. Takkan ada upacara ngunduh mantu untuk anak lanangmu. Maafkan aku Pake,Simbok..Meskipun kau terhina oleh penolakan ini, aku akan berusaha menemukan sejuta cara untuk membuatmu tetap bangga padaku, seperti yang selama ini selalu kubuktikan pada kalian!

Bapak, Ibu bekas calon mertuaku, maafkan ketidakmampuanku meyakinkan putrimu! Takkan ada pernikahan agung yang membuatmu bangga sebagai orangtua. Takkan ada ucapan selamat dari keluarga, sahabat dan temanmu karena pernikahan ini. Dan takkan ada cucu pertama untuk kalian dari kami. Sekali lagi maafkan aku, akan ada calon mantu yang lebih baik dariku. Terima kasih untuk sudah menghargaiku sebagai laki-laki yang berharga selama ini.

Aku bersyukur karena malam ini Tuhan mengingatkanku untuk menangis, meski tak lagi ada kau, aku masih punya airmata yang akan membantuku melebur kesedihan. Di ujung tangisku kuucapkan doa agar kau mendapatkan yang lebih baik dariku. Dan kuyakinkan diri, pada waktunya nanti akan datang wanita terindah yang bisa menghargai cinta sederhanaku.

Readmore...

Tidak ada komentar: