. My Home: “I wanna DIE alone!”

Selasa, 31 Mei 2011

“I wanna DIE alone!”

“I wanna die alone!” tiba-tiba kepikiran buat mati saja. Entahlah!

Aku tergopoh-gopoh di malam itu. Mencari dukungan dan bantuan teman. Sebuah pesan menghentakku. “Aku tak percaya lagi dengan hidupku. Apalagi setelah bicara banyak denganmu. Aku semakin tahu siapa diriku. Aku mau pergi saja. Selamat tinggal. Terima kasih!” Entah darimana, aku punya topeng kebijakan untuk kupasang di wajahku. “Jangan bodoh! Allah menciptakan setiap manusia bukan tanpa alasan! Hargai itu!” Menyusul kalimat-kalimat lainnya mirip kata-kata mutiara di buku inspiring. Sebijak itukah aku?? Yang jelas, lega mendapatkannya tersenyum keesokan harinya dan mendapatkan sebuah pesan darinya. Aku tidak melakukan tindakan bodoh itu semalam!”

Aku terganga di tengah malam. “Hidupku kosong. Aku memang hidup. Tapi tanpa tujuan. Tanpa visi. Aku akan hidup, melewati hari dari pagi buta, siang, sore, malam. Begitu saja. Terulang lagi setiap harinya. Hanya sebagai rutinitas. Tanpa arti. Jadi untuk apa aku hidup?” Dan berlalulah dua jam di ujung malam itu dengan obrolan kami. Setidaknya, aku punya waktu untuk mengulur niatnya mengakhiri hidup. Pasti kemudian dengan suara kebijakan itu. Aku tidak tahu darimana mendapatkannya. “Hidup itu indah. Jika belum indah, ciptakan keindahan itu. Santai saja, aku punya banyak waktu untuk mengganggumu. Gak kangen aku ganggu ta???” Lalu aku tertawa. Seringan itukah aku??? Yang jelas, senang menemukan status-status FB nya mulai berubah genre. Aku tahu, dia baik-baik saja. Allah bersamanya.

Kawan-kawanku. Membuatku bertanya akan jalan pikiran mereka. Mengapa??? Dan aku menemukannya. Titik terapuh kekuatan manusia. Aku ingat Tuhan.....Aku tahu ini pikiran bodoh, idiot, stupid, wawo, cetek, dan sebagainya. Tapi aku menulisnya di anganku. “ … wanna die alone!” Capek, lelah, raga juga jiwa.

Aku masih tertegun. Lantas dengan cara apa aku mati??? Menabrakkan diri ke mobil di jalan depan?? Sungguh akan merepotkan banyak orang. Memutus urat nadi??? Aku takut melihat darah. Mengunyah racun tikus??? Setidaknya aku masih sadar, aku lebih berharga dari binatang. Menuliskan kematianku di lembaran buku “deathnote”??? Aku sedang tidak berada di sebuah film. Lalu??? Aku masih tertegun.

Inbox penuh pesan. Menyusul sebuah posting di akun twitter. “… wanna die alone!!!”. Komentar-komentar candaan [bahkan aku tak dipercaya orang untuk terlihat rapuh]. Petuah-petuah bijak. Motivasi. Inspirasi. Semangat. Oh, God, beginikah caramu menahanku??? Aku meneteskan air mata.

“Aku percaya, suatu saat jalan hidupmu berubah ke arah yang jauh lebih baik, dengan terus bersandar, tawakal hanya kepada Tuhan. Orang lain saja percaya dengan hidupku. Kenapa aku tidak?? Nafasku sesak.

Dhuha. Aku tertegun. Sebelum melangkah bergeser ke tempat yang lebih terang. Rumah Tuhan. Kaca mataku tak cukup pintar menyembunyikan kerapuhanku. “… wanna die alone??? Siapa aku hingga berani merebut kewenangan Tuhan??!!” Aku terduduk. Bersujud!”

Readmore...

Tidak ada komentar: