"Abang minta izin untuk nikah lagi,"
Aliyah yang sedang melipat kain, terdiam seketika. Mungkin terkejut.
Adakah pendengarannya kian kabur lantaran usianya yang kian beranjak.
Adakah dialog tadi hanya ada di dalam TV, sementara TV juga dipasang.
Tapi, ahh bukanlah. TV sedang menayangkan iklan ,
mustahil itu dari suara iklan ? Dia menghela nafas panjang.
Dia memandang sekalilagi wajah Asraf (suaminya), kemudian tersenyum.
Langkahnya diatur tenang. Segelas air sejuk diteguk perlahan.
Kemudian dia ke kamar bidadarinya.
Rutin hariannya,mencium puteri-puterinya sebelum dia tertidur.
Dahulu, semasa puterinya kecil,kebiasaan rutin itu dilakukan dengan suaminya.
Kini,anak-anak kian beranjak remaja.
Kemudian, dia menjenguk kamar putera bujangnya yang kedua
kemuian bergegas dia kembali kepada suaminya.
Asraf hanya diam, membatu diri...
Dia amat mengenali isterinya....
Jodoh yang diatur keluarga
hampir 16 tahun yang lalu menghadiahkan dia sebuah keluarga yang
bahagia, Aliyah adalah ikon isteri solehah.
Namun, semenjak kehadiran Adinda.........
gadis genit yang menjabat sekretaris diperusahaannya
hatinya bergelanyut bimbang
"Kau pasti mampu Asraf, dengan gaji kau, aku rasa kau mampu untuk beri makan 2
keluarga," kata Hanif, teman sekantor menguatkan lagi keraguannya
Apabila dia berdua dengan Aliyah.
"Abang Asraf, dinda mau bilang,dinda sanggup bermadu jika itu yang ditakdirkan.
Bimbinglah dinda, dinda perlukan seseorang yang mampu memimpin Adinda,"
Masih terngiang-ngiang wajah manis Adinda.
Akhir-akhir ini, panas rasanya berada di rumah.
Pagi-pagi,selesai mandi, cepat-cepat dia bersiap untuk ke kantor.
Tidak seperti biasanya, dia duduk sarapan bersama anak istrinya
Aduhai, bayangan wajah adinda selalu menghantui jiwanya
"Abang, Aliyah setuju dengan permintaan Abang. Tapi, Aliyah ingin berjumpa
dengan wanita itu," Lembut dan tenang sayup-sayup suara isterinya. Dia
tahu, Aliyah bukan seorang yang emosional. Aliyah terlalu sempurna, baik tetapi
ahh.... hatinya kini sedang mengilai wanita yang jauh lebih muda.
"Bawa dia ke sini, tinggalkan dia bersama Aliyah selama 1 hari saja,boleh?"
Pelik benar permintaan isterinya.
Hendak diapakan buah hatinya itu? Namun, tanpa sadar dia menganguk, tanda setuju.
Sebab,dia yakin isterinya tidak akan melakukan perkara yang bukan-bukan.
Dan hakikatnya dia seharusnya bersyukur. Terlalu bersyukur. Kalaulah
isterinya itu wanita lain, alamatnya perang dunia meletus.
Melayanglah periuk belanga. Ehhh, itu zaman dulu-dulu.
Zaman sekarang ni, isteri-isteri lebih bijak.
"Apa, abang suruh dinda berjumpa dengan isteri Abang," jawab dinda terkejut
"Kak Aliyah yang minta," masih lembut dia memujuk dinda.
"Biar betul, apa yang akan dia lakukan dengan dinda?" jawab adinda teriak
"Takutlah dinda, jangan2 aku hendak dibunuhnya!"
terkejut Asraf mendengar perkataan adinda.
"Percayalah dinda, Aliyah bukan macam tu orangnya.
Abang dah lama hidup dengannya. Abang faham pikiran mu
Adinda mengalih pandangannya.Apakah maksud madunya mau berjumpa dengannya?
Dia sering mendengar dengan pelbagai cerita isteri pertama membunuh istri ke2
Heh, ini adinda .... Jangan harap dia bisa membunuh aku
Desis hati kecil Adinda.
Hari ini genap seminggu adinda cuti.
Seminggu jugalah dia merindu......
Pernah dicoba untuk menghubungi adinda, namun tidak bisa dihubungi
Rekan serumah menyatakan mereka sendiri tidak mengetahui ke mana Adinda pergi.
Genap seminggu juga peristiwa dia mengantar adinda untuk dipertemukan oleh Aliyah.
Sedangkan dia diminta oleh Aliyah sementara untuk tinggal dipesantren
Sekian lamanya dia tidak menyibukkan dirinya dengan aktivitas keagamaan di pesantren
Dulu, sebelum dia mengenali adinda,
saban malam dia bersama dengan Aliyah serta anak-anaknya, berjemaah
Kemudian menghadiri pengajian.
Membaca AlQuran secara bertaranum itu adalah kesukaannya.
Namun,tubuh sintal Adinda melalaikannya,membuainya
Harum tubuh Adinda memudarkan bacaan taranumnya.
Hatinya benar-benar sunyi.
Sunyi dengan tasbih, suara azan yang sering dilagukan.
Seharian di Masjid Putra, dia mencoba mencari dirinya, Asraf yang dulu.
Asraf anak Imam Kampung Seputihan. tanpa sadar menetes air matanya.
Hatinya masih tertanya-tanya, apakah yang telah terjadi pada hari itu.
Aliyah menunaikan tanggungjawabnya seperti biasa.
Tiada kurangnya layanan Aliyah.
Mulutnya seolah-olah terkunci untuk bertanya hal calon madu Aliyah.
Tit tit... sms tiba-tiba masuk ke handphonenya.
"Adinda minta maaf. dinda bukan pilihan terbaik untuk Abang jadikan isteri.
adinda tidak sehebat kak Aliyah.
Dibawah hpnya, ada sampul amplop coklat ......
-------------
Kepada:
Asraf
Suami yang tersayang...
Asraf terkejut......
Sampul berwarna cokelat itu dibuka perlahan.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasihan,
Salam sejahtera buat suami yang tercinta,
Abang yang aku kasihi,
Genap seminggu pertemuan yang Aliyah jalankan dengan Adinda.
Terima kasih karena Abang membawakan Aliyah seorang calon madu yang begitu cantik.
Di sini Aliyah kemukakan penilaian Aliyah.
1.Dengan ukuran badan ala-ala model, dia memang mengalahkan Aliyah yang
sudah tidak nampak bentuk badan. Baju-bajunya memang mengikut peredaran zaman.
Tapi, Aliyah sayangkan Abang...kenapa tidak dia tutup auratnya
Aliyah tak sanggup melihat Abang diseret keneraka karena menanggung dosa.
Sedangkan dosa Abang sendiri pun, masih belum mampu untuk dijawab di akhirat sana,
apalagi Abang hendak membawa dosa orang lain.
Aliyah sayang Abang...
2.Aliyah pernah mengajak dia memasak. Memang pandai dia masak, apalagi western food.
Tapi, Aliyah sayangkan Abang.
Aliyah tahu selera Abang hanya pada lauk pauk kampung.
Tapi tak tahulah pula Aliyah kalau-kalau selera Abang sudah berubah.
Tapi, Aliyah masih ingat lagi, masa kita
sekeluarga singgah di sebuah restoran western food,
Abang muntahkan semua makanan western food tu.
Lagi satu, anak-anak kita semuanya ikut selera ayah mereka.
kasihan nanti, bisa tak makan pula anak-anak kita.
Aliyah sayang Abang...
3. Aliyah pernah mengajak dia sholat berjemaah.kalang kabut aku dibuatnya.
Aliyah minta dia jadi Imam.dengan maksud, nanti dia akan menjadi ibu pada
anak Abang yang lahir nanti, jadinya Aliyah harapkan dia mampu untuk
mengajar anak-anak Abang nanti untuk menjadi imam dan imamah yang beriman.
Tapi, kalau dia sendiri kalang kabut memakai mukena...bagaimana nanti?
Aliyah sayangkan Abang... Abang yang disayangi aliyah,
Cukuplah rasanya penilaian Aliyah. Kalau diungkap satu persatu, Aliyah tak terdaya.
Abang lebih memahaminya.
Ini penilaian selama 1 hari, Abang mungkin dapat
membuat penilaian yang jauh lebih baik
Abang mengenalinya lebih dari Aliyah mengenalinya.
Abang yang dicintai,
Di dalam sampul ini surat ijin abang berpoligami.
Telah siap Aliyah tandatangan.
Juga tiket penerbangan kejakarta.
Jika keluarga abang mengiyakan tindakan Abang ini, ambillah surat ini, isi lah
Oh ya, saya cuma mau bilang,Adinda telah menunggu dijakarta Menunggu Abang...
Aliyah sayangkan Abang...
Tetapi jika Abang merasakan Adinda masih belum cukup hebat untuk
dijadikan isteri Abang,
pergilah cari wanita yang setanding dengan Aliyah...
Aliyah sayang Abang.
Tetapi, jika Abang merasakan Aliyah adalah isteri yang hebat untuk Abang..
tolonglah bukakan pintu kamar ini.
Aliyah bawakan sarapan kegemaran Abang,nasi goreng..bikinan tangan Aliyah.
Salam sayang,
Aliyah binti Mohm Hary
----------------
Tangannya pantas membuka pintu kamarnya.
Di situ berdiri Aliyah bersama-sama hidangan sarapan pagi kegemarannya.
Dia tersenyum!
Benar, tiada isteri sehebat Aliyah isterinya!
boleh dijadikan panduan untuk siapapun yang sudah kawin....@};-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar