By:aryo andreas
Tiba saatnya undur diri
dan kembali renungkan hidup,
segenap kesalahan karena membingkaimu
dengan begitu indah,
disisi kebebasan yang kau idamkan.
Dan meyakinkan bahwa kau butuh cintaku,
agar berkenan tetap tinggal bersamaku.
Tiba saatnya kulepaskan,
seluruh hasratku terdalam,
karena kau siap berenang kelautan luas
seiring waktu akan sanggup selami samudra
Cukup sudah tugasku,
sebagai penawar racun untuk sakit,
yang tak benar kau rasakan.
Mencerahkan dengan sebuah ilusi,
yang justru menyeret dalam kelammu.
Pembebasan yang kubawa hanyalah pelampiasan
atau sekedar persembunyian
dari kebosanan yang kaurasa
dari lautan yang mencukupkan atas dahaga cinta
Cukup sudah tugasku,
dan ijinkan melepas kepergianku,
kau siap menjelang kepastian di depanmu.
Jangan kau rasa terluka karena cintamu,
karena semu cintanya bagi kehadiran yang kau butuhkan.
Jika kau katakan tak mungkin kau lupakan
dan terlanjur menetap dalam untuk hatinya,
nanti pasti akan pergi dan menghilang.
karena dia hanya mempermainkanmu
Meski di awal kau rasa sepi,
atas hilangnya kepingan inspirasi.
Nanti dia pasti pergi,
seperti jejak di pantai,
yang begitu dalam menapak di pasir
pada awal kehadiran ombak dan buih akan menghapusnya kemudian,
saat kau lengah sibukkan diri hindari karang tajam.
Kau pasti akan terbiasa untuk abaikan olehnya.
Aku pamit untuk kemudian kau lupakan,
sedikit mual berkreasi melampaui diri,
penilaian adalah omong kosong yang melelahkan
padahal aku ingin semuanya kuraih dengan kekuatan
dan kumiliki untuk kumanfaatkan
tapi sungguh nurani telah diujung lidah
hampir menyentuh hasrat yang menjulur
Kau mulai mual
terasing dari ilusi yang kuciptakan
serta meragukan manfaat obat yang kutawarkan
aku pamit untuk kau lupa
cinta yang kutawarkan hanyalah persembunyian atau pelampiasan
biarkan aku pergi meski tak sanggup ucapkan
Pamit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar