Lelakiku, selamat pagi!
Pagi ini kusapa kau....
Penuh semangat dan gelora....
Dengan keyakinan aku menginginkanmu, membutuhkanmu, mengagumimu, menyayangimu, meski aku belum bisa memastikan kalau aku mencintaimu....
Lelakiku…
Aku menyukai keberadaanmu.
Adanya kau dalam ketahuanku membuatku merasa berarti, dibutuhkan, diingini, disayangi, meski aku ragu apakah aku dicintai.
Dalam ketidaktahuanku aku memang meragukanmu.
Tuturmu membuatku rapuh, berontak, manja, liar, sayang dan acuh.
Aku coba berpijak di satu titik keseimbangan.
Menyelami sendi-sendi kepercayaanku, dan menemukan satu keyakinan “aku bahagia mengenalmu”.
Lelakiku, maaf!
Aku masih melihatmu di ambang batas keraguanku.
Dalam batas ruang dan waktu aku ingin berlari.
Menembus batas.
Memelukmu.
Menghirup hembusan nafasmu.
Merasakan kau ada.
Bukan dalam imaji.
Sampai aku yakin “aku tak bisa kau tinggalkan”.
Lelakiku, bantu aku!
Meyakini keberadaanmu.
Bahwa kau yang teringin.
Bukan termimpi.
Nyata dan tersentuh.
Meski bukan dengan raga, hanya dengan rasa.
Lelakiku, selamat malam!
Jangan hadir dalam lelapku.
Biarkan saja sosok-sosok lain bersliweran dalam mimpiku.
Dan lenyap bersama dunia khayalku.
Jangan kau.
Karena aku ingin kau pastikan aku bahwa saat kelopak netra terbuka “aku menemukanmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar