. My Home: HUJAN MALAM

Minggu, 09 Januari 2011

HUJAN MALAM

Darahku mengalir bersama gemericik aer hujan yang berdenting ketika menyentuh sebuah benda. Tak akan pernah berhenti hingga ia menemukan tempat yang datar, rata dan tenang. Sebuah perjalanan yang gelap menyusuri alur yang sama sekali baru. Entah dimana peraduan terakhir itu akan ditemuinya. Mungkin peraduannya terakhir adalah saat pertama dia bersentuhan, atau mungkin ada yang tak pernah dia jumpai peraduan terakhir itu.

Malam ini ribuan galon aer tumpah dari langit, sebuah awal dan akhir. Wujud tak nampak, hanya denting suara dan hembusan angin malam yang ikhlas membawa kabar. Urat-urat tanah yang beruntunglah yang menerima darah-darah hujan yang melewatinya. Nasib dan takdir. Jika memang hujan mampir, nasib yang menentukan aer hujan melewatinya. Lepas dari kealpaan sang pemilik tanah yang lupa membuka jalur selokan, atau arah aer hujan yang tidak membelakanginya.

Takdir yang menentukan pertemuan mereka. Sekenario yang sudah dicatat mendetail ketika masa belum terdefinisi. Sebuah cerita yang pasti ada, yang terjadi dengan perantara takdir. Catatan kepastian yang tak bisa di hindarkan.

Kelamnya malam adalah rundungan suasana jiwa, yang terkumpul menumpuk. Menanti kesempatan untuk berteriak lepas. Siang bisa saja mendominasi, memberikan penghidupan dan cerita yang beraneka ragam. Tetapi hanya malam yang bisa menjadi penyeimbangnya, menyerap energi penghidupan, meninabobokan dengan cerita dari dunia lain yang lebih beragam dan abstrak, yang akan selalu digali oleh para pencari kegiatan.

Bulan bintang tak ada disini, peran mereka ditunda hingga temu kangen ini berakhir.Tak ada yang menolak, hujan dan awan yang biasanya selalu mengalah disetiap kesempatan kini menjadi sang otoriter mendadak. Berlaku acuh akan sekitarnya. Wajar, ada batas kebisaan untuk menanggung sebuah beban cerita yang menumpuk dan siap membuncah.

Dan hujan terus turun, gerimis sangat mungkin awet hingga pagi. Mungkin hingga aku terlelap dan organ-organ tubuhku yang tak pernah lelah untuk beristirahat akan tertidur diantara dentingan yang akan terus bersimponi sepanjang malam. Tapi entahlah, aku tak yakin.

Darahku hujanku, dan jiwaku adalah malam-malam kelam ini. Hanya butuh sedikit sinar, untuk benar-benar bisa kulihat cerita-cerita itu. Ada tau dimana cahaya itu?

Readmore...

Tidak ada komentar: