. My Home: AGAMA

Kamis, 06 Januari 2011

AGAMA

Kristen dan katholik hanya agama
Demikian juga dengan Hindu, Budha dan Islam.
Semuanya ga dibawa mati. Semuanya bukan jaminan masuk surga.
Apakah agama anda paling benar?

Ada banyak sekali agama di dunia, dan inilah perkiraan data statitistik-nya :

(Bukan ter-update)

1. Kekristenan 2,1 miliar

2. Islam 1,3 miliar

3. Non-Adherent (Sekular/Ateis /Agnosti/Tidak Ateis) 1,1 miliar

4. Hinduisme 900 juta

5. Agama keluarga Cina 394 juta

6. Buddhisme 376 juta

7. Paganisme 300 juta

8. Tradisi Afrika dan diasporik (tanah air) 100 juta

9. Sikhisme 23 juta

10. Juche 19 juta

11. Spiritisme 15 juta

12. Yudaisme14 juta

13. Iman Bahai 7 juta

14. Saksi-Saksi Yehuwa 6,5 juta

15. Jainisme 4,2 juta

16. Shinto 4 juta

17. Cao Dai 4 juta

18. Zoroastrianisme 2,6 juta

19. Tenrikyo 2 juta

20. Neo-Paganisme 1 juta

21. Unitarian Universalisme 800 ribu

22. Gerakan Rastafari 600 ribu

Kalau tidak benar buat apa anda memilihnya?

Apakah agama yang ada pada anda hanya agama keturunan alias peninggalan turun temurun?

Bagaimana jika ada yang bertanya apakah agama anda paling benar?

Bagaimana jawaban anda? Dari jawaban anda, mungkin akan bisa diketahui orang seperti apakah anda.

Munafik-kah?

Arif-kah?

Bijaksana-kah?

Pandai-kah?

Bodoh-kah?

Jujur dan lugu-kah?

Sombong-kah?

Tak peduli alias cuek-kah?

Atau yang lainnya?

Jika anda tidak membela agama anda, lalu siapa yang anda bela?

(T)uhan?

Beranikah anda mengatakan membela (T)uhan dengan tingkah laku anda saat ini?

Lalu, jika anda ragu ragu atau tidak bisa menjawab,malukah anda, jika akhirnya anda dikatakan seorang tak beriman, seorang plin plan, dan seorang yang tidak seharusnya mengenal apa itu (T)uhan?

" Apakah anda percaya akan (T)UHAN..?,
menurut anda, siapakah yang diciptakan,........(T)UHAN yang Menciptakan manusia atau sebaliknya manusia yang Menciptakan (T)UHAN...?”

Seperti layak nya anak kecil memiliki teman khayalanya sendiri, maka hal itupun kemudian dilakukan sampai seseorang bukan anak kecil lagi, ketika menghadapi hal yang mendesak, tak ada tempat lagi untuk mengadu, akhir nya manusia menciptakan sosok khayalannya sebagai tempat dia mengadu, dan mengeluarkan semua uneg unegnya.

(T)uhan memang tidak kelihatan, semuanya hanya ada dalam imajinasi. Jika demikian apakah kemudian pemikiran diatas jadi dibenarkan, bahwa (T)uhan ada karena kebutuhan manusia?

Orang membahas tentang (T)uhan, membahas tentang firman, menguliti dan menelanjangi kata demi kata, kemudian mengartikannya, menafsirkannya, tapi apakah pernah terlintas akan hal dasar bahwa apa itu (T)uhan dan siapa itu (T)uhan?

Jangan berbicara tentang suatu hal yang dasarnya saja mungkin anda belum paham.

Darimanakah orang mengenal (T)uhan? Anak kecil yang sudah mulai mengerti untuk mendengar dan berbicara tidak mengenal (T)uhan dari agama dan tempat ibadah, mereka mendengar istilah (T)uhan tentu dari orang orang yang paling dekat dengannya.

Dilanjutkan dengan mendapat pendidikan agama disekolah, baru yang terakhir dari tempat ibadah.

Mengenal (T)uhan itu suatu hal yang fenomenal.Apa yang dibutuhkan untuk bisa mengenalnya lebih dekat lagi? Tentu saja lagi lagi saya katakan otak dengan logika dan rasio, serta iman.

Apakah dan siapakah (T)uhan itu? Kenalilah itu dulu sebelum melangkah lebih dalam untuk mengenal siapa (T)uahanmu, atau siapa juruslamatmu, atau siapa idola spiritualmu.

Hal ini seperti dianggap sepele, padahal merupakan dasar yang sangat penting untuk bisa berlanjut ketahap berikutnya.

Adakah orang tua yang menjelaskan dengan teliti, mengenalkannya kepada anak anak yang mulai mengerti, siapa itu (T)uhan, darimanakah Dia, dan apakah itu (T)uhan?

Katanya, (T)uhan itu satu.
Tapi disembah dengan banyak cara.

Katanya (T)uhan itu Esa

Tapi dipanggil dengan sebutan yang berbeda.

* * * * *

Mempunyai agama bukan jaminan masuk surga, tapi dari agama, dikenal dan akhirnya orang tahu, apa yang harus dilakukan untuk menuju kesana. Jika ada yang mengatakan agama sama saja, itu bagi saya hanya sebuah kemunafikan.Semuanya jadi complicated.

Agama memang tidak dibawa mati. Agama memang hanya sebuah sarana. Bukan tujuan akhir dari kita memeluknya. Tapi untuk mengetahui (T)uhan yang akan disembah, tentunya kita harus mengetahuinya lewat agama bukan?

Bagaimana jika ada agama garis keras, yang radikal dan brutal suatu ketika bertanya kepada anda, apa agamamu, dan agama apa yang paling benar? Apa jawabmu?

Akan larikah kamu, dan akan takutkah kamu?

Bukankah kamu semuanya adalah orang orang pemberani yang mencintai (T)uhan mu?

Mungkin hal ini masih jarang terjadi, tapi saya yakin suatu saat nanti itu akan bergulir setiap hari nya dan nyawa jadi taruhannya.

Manusia itu serumit (T)uhan.

Rumit, dan sangat rumit.

Kembali ke pertanyaan awal, jika ditanya apa agamamu, tentu akan anda jawab. Dan jika ditanya apakah agamamu paling benar?

Apakah yang akan anda jawab?

Ini bukan sebuah pertanyaan sampah.

Jika tidak yang paling benar menurut anda, lalu kembali saya pertanyakan, kenapa anda pilih?

Karena terpaksa?

Karena ikut ikutan?

Atau karena ya begitulah?

Saya setuju dengan apa yang dikatakannya.

Mungkin itu adalah PR yang akan dibawa sampai ajal menjemput kita.

Apa yang coba dituliskan diatas bukanlah sebuah perihal tentang ketidakyakinan kepada (T)uhan, bukan suatu skeptisisme. Tapi lebih kearah sikap manusia dalam mengungkapaknnya didepan umum. Karena Jika tidak mengakui-Nya didepan manusia, bukankah Dia juga tidak akan mengakui-Nya ?

Apakah sudah layak memikirkan urusan langit jika urusan bumi saja masih porak poranda?

Seseorang pasti mencari yang terbaik bagi dirinya, bagi kehidupan dan juga bagi keluarganya.Tapi untuk mendapatkan semuanya itu bukankah harus mencari dan terus mencari sampai seseorang itu menemukannya?

Dan jika sudah mendapatkanya, beranikah mengakuinya, dan meyakininya, bahwa memang yang adan temukan dan anda yakini itu adalah yang paling benar diantara yang benar?

Mungkin ini kuncinya.

Agama yang saya pilih adalah agama yang paling benar, dari semua agama yang benar.

Sebuah kalimat yang mungkin sangat cocok untuk diungkapkan, dari KEYAKINAN yang paling mutlak-lah, kita bisa mensugesti diri sendiri, bahwa memang tidak salah memilih, dan tidak salah mengimani suatu keyakina yang paling benar dari semua yang benar tersebut.

Readmore...

Tidak ada komentar: